View Full Version
Sabtu, 31 May 2014

Paska Kemenangan Sisi, Rakyat Mesir Protes di Berbagai Daerah

MESIR (voa-islam.com) - Ratusan warga  berunjuk rasa  setelah mantan panglima militer itu menang telak dalam jajak pendapat yang dianggap pengamat Uni Eropa telah 'sesuai dengan hukum'.

Protes itu berlangsung di kota-kota di seluruh Mesir, beberapa hari setelah negara itu memilih mantan kepala militer Abdel Fattah el-Sisi sebagai presiden dalam pemungutan suara selama 3 hari.

Pada hari Jumat (30/5), demonstran turun ke jalan di ibukota Kairo, Bani Suef dan Fayoum, memegang spanduk dengan mengibarkan foto-foto presiden terguling Mohamed Morsi dan menyanyikan slogan-slogan menentang presiden terpilih.

Sehari sebelumnya, tim Uni Eropa yang memantau pemilihan presiden mengatakan, “Pemilihan itu telah berjalan sesuai dengan hukum", meskipun mereka menyayangkan kurangnya partisipasi dari rakyat.

Hasil awal dari pemilihan tiga hari yang berakhir pada hari Rabu (28/5) memberikan 96 persen suara untuk Sisi.

Lawan Sisi mengatakan, “Mesir telah kembali ke pemerintahan otoriter sejak ia menggulingkan Mursi. Lebih dari 1.400 orang tewas dalam bentrokan jalanan dan ribuan lainnya dipenjarakan saat terjadinya tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin dan sekutunya.

Terlepas dari kemenangan Sisi, pemungutan suara itu dipandang sebagai pukulan bagi pembentukan militer, karena jumlah pemilih yang rendah, sebuah fakta yang digarisbawahi oleh pengamat Uni Eropa.

Robert Goebbels, seorang anggota senior dari misi Uni Eropa, mengatakan, "Jumlah pemilih yang tinggi belum tentu membuktikan pemilu yang demokratis", tercatat bahwa jumlah pemilih di negara-negara seperti Korea Utara dengan hanya satu calon bisa mencapai 99 persen.

Para pejabat Uni Eropa mengatakan, “Pemilu diadakan dalam damai dan tenang. Hanya masalah prosedural kecil dan sejumlah pelanggaran".

"Kurangnya partisipasi menggerogoti partisipasi universal dalam pemilu", Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Jajak pendapat ini dikritik oleh Pemantau Demokrasi Internasional AS yang mengatakan,"lingkungan politik represif Mesir membuat pemilihan presiden benar-benar demokratis, sangat mustahil."

Mursi dari Ikhwanul Muslimin, dimasukkan dalam daftar hitam oleh otoritas militer sebagai  organisasi  teroris, yang menyerukan untuk memboikot pemilu.

Aliansi Pro-Legitimasi Berterima Kasih pada Rakyat Mesir Karena Telah Memboikot Pemilu Presiden

Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi dan Menolak Kudeta, aliansi yang dibentuk setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsy pada Juli 2013 ini mengucapkan terima kasih kepada rakyat Mesir pada hari Kamis (29/5) atas pemboikotan pemilu presiden yang berlangsung di Mesir selama tiga hari terakhir tanggal 28 yang lalu.

"Revolusi Mesir telah berhasil menyapu para pemimpin dan aktor kudeta pada pemilu yang kosong dan hampa," kata aliansi tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Anda bisa mengkampanyekan kudeta dan para pembantunya tersebut. Namun anda telah menjadi  bahan tertawaan terbesar karena dunia menyaksikan lelucon mereka dengan kosongnya TPS," tambah pernyataan itu.

Aliansi meminta angkatan bersenjata atau militer Mesir untuk kembali ke barak dan mengembalikan kekuatan orang-orang sipil yang telah dibajak dengan todongan senjata.

Pernyataan aliansi tersebut meminta Mesir untuk turun ke jalan dan membakar bendera Amerika Serikat, Israel dan Uni Eropa dan mengibarkan bendera Mesir, tanda Rabaa dan gambar Mursi.

Media melaporkan rendahnya partisipasi pemilih pada dua hari pertama pemilihan.

Beberapa pihak melakukan 'perkiraan tidak resmi' dan mengklaim sekitar 25 juta pemilih yang berhak - dari hampir 54 juta- telah memberikan suara mereka dalam pemilu. Hasil Preliminary (Awal) juga menunjukkan bahwa mantan Menteri Pertahanan Abdel Fattah al-Sisi menyapu suara pemilu hampir 97 persen suara. [Iid Hidayatullah/Egypt Independent/adivammar]


latestnews

View Full Version