DUBAI (voa-islam.com) - Pemerintah Saudi telah melarang penjualan buku oleh dua ulama Teluk terkemuka yang bersimpati kepada kelompok Ikhwanul Muslimin yang telah dilarang di negara tersebut.
Para pemilik toko buku mengatakan, menurut koran milik Saudi yang berbasis di London, Al Hayat, bahwa mereka menerima surat edaran dari polisi syariah, untuk menghapus penerbitan yang berasal dari ulama Arab Saudi, Syaikh Salman Al Audah dan ulama Kuwait, Syaikh Tariq Al Suwaidan.
Para penjual buku mengatakan kepada surat kabar itu, meskipun penghentian penjualan buku-buku mereka tidak akan mengakibatkan kerugian, buku-buku karya dua ulama tersebut di antara yang terlaris di kerajaan Saudi.
Syaikh Al Audah dan Syaikh Al Suwaidan adalah tokoh yang cukup populer di negara mereka masing-masing. Di kawasan Teluk yang lebih luas, Syaikh Salman Al Audah memiliki lebih dari 4,7 juta pengikut di Twitter, sementara Al Suwaidan memiliki hampir 3 juta pengikut.
Penindasan terhadap tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin telah diintensifkan di Teluk menyusul pelarangan kelompok tersebut di Arab Saudi pada bulan Maret.
Agustus lalu, Syaikh Al Suwaidan dipecat dari stasiun TV Islam Al Risalah oleh pemiliknya, miliader sekaligus Pangeran dari kerajaan Arab Saudi, Al Waleed Bin Tala, setelah ia mengaku anggota Ikhwanul Muslimin.
Al Waleed telah mengatakan pada saat itu tidak ada tempat bagi anggota kelompok Ikhwanul Muslimin dalam jaringan luas saluran televisi miliknya.
Sementara Syaikh Salman Al Audah, yang telah menyatakan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin di Mesir, telah bermasalah dengan pemerintah Saudi di masa lalu.
Pada bulan Maret 2013, ia menulis sebuah surat terbuka kepada pemerintah Saudi menyerukan reformasi sebelum "aksi kekerasan bangkit kembali". (st/gn)