FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Pasukan keamanan Filipina pada hari Rabu (11/6/2014) mengklaim menangkap seorang petinggi kelompok mujahidin Abu Sayyaf yang dicari oleh Amerika Serikat dan terlibat dalam penculikan turis Barat.
Kepala intelijen militer, Mayor Jenderal Eduardo Ano, mengatakan mujahid yang ditangkap tersebut, Khair Mundos, adalah seorang ahli pembuat bom dan "pemimpin spiritual" dari kelompok Abu Sayyaf.
"Ini adalah pukulan besar bagi organisasi mereka," klaim Ano kepada wartawan sebagaimana dilansir kantor berita Reuters. "Mereka kehilangan salah satu pemimpin mereka dan mereka sekarang merasa tidak aman. Kami akan mencoba untuk mendapatkan mereka satu demi satu, kami tidak akan berhenti."
Amerika Serikat telah menawarkan hadiah $ 500.000 (-+Rp. 5,7 miliar) untuk penangkapan Mundos. Filipina menawarkan 5 juta peso (-+Rp. 1,3 miliar) untuk-penangkapan kembali dirinya setelah ia meloloskan diri dari penjara pada tahun 2007.
Mundos meloloskan diri dari Filipina selatan ketika pasukan keamanan hampir mendapatkannya dan telah bersembunyi selama berbulan-bulan dengan kerabat di Manila pinggiran Paranaque City, kata Ano.
Tentara dan polisi menyerbu tempat persembunyian dan menangkapnya pada Rabu pagi. Pasukan keamanan menyita empat senjata serta pedoman pelatihan yang digunakan oleh kelompok Jemaah Islamiyah Indonesia.
"Kami akhirnya mendapatinya," kata Benjamin Magalong, kepala grup polisi investigasi kriminal. "Ini adalah hasil dari dua bulan kerja mata-mata."
Mundos telah mengumpulkan dana untuk Abu Sayyaf di Timur Tengah dan menyalurkan uang dari Al-Qaidah untuk pemboman di Filipina selatan sebelum penangkapan pertama pada tahun 2004.
Pada tahun 2001, Mundos membeli speed boat yang digunakan dalam serangan di sebuah resor pulau Filipina di mana beberapa wisatawan, termasuk tiga orang Amerika, diculik. Seorang wanita Amerika diselamatkan setahun kemudian, tetapi dua orang Amerika termasuk suaminya tewas dalam operasi tersebut.
Pejabat Filipina mengatakan anggota kelompok Abu Sayyaf saat ini diperkirakan masih menahan tiga orang dari Cina, satu dari Jepang, satu dari Belanda, Swiss dan satu dua orang Jerman. (st/Reuters)