View Full Version
Senin, 23 Jun 2014

Alhamdulillah, Ikah Bisa Mudik Setelah Tertahan 15 Tahun di Gaza

GAZA (voa-islam.com) - ‘’Alhamdulillah, ya Allah ya Rabbi, setelah 15 tahun di sini akhirnya saya bisa pulang ke Indonesia,’’ ujar Ikah Subaikah (46) seperti dikutip Koordinator Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza, Abdillah Onim, yang menemuinya di Nusairot, Gaza Tengah, Senin (16/6) waktu setempat.

Atas bantuan publikasi media Islam di Indonesia, juga peran Abdillah Onim, akhirnya wanita bernama lengkap Ikah Subaikah binti Jamal Jayadi itu dapat pulang ke Desa Cimuncang,  Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat. Pegawai KBRI Jordania memperpanjang paspornya sehingga ia bisa keluar dari Gaza.

Ikah menuturkan, setelah suaminya wafat limabelas tahun silam, ia memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).

‘’Maklum, saya harus menghidupi empat anak, jadi biar jauh juga saya lakoni,’’ katanya.

Pada tahun 2000 Ikah diberangkatkan ke Gaza lewat Jordania, lalu menyambung ke Bandara Internasional Gaza di Rafah Selatan. Saat ini bandara tersebut sudah tidak ada karena dibom Israel.

Ketika itu, Gaza belum diblokade Israel seperti sekarang. Sehingga, Ikah relatif gampang memasuki Palestina yang masih di bawah  pimpinan Presiden Yasser Arafat (almarhum).

Dengan Bahasa Indonesia campur Bahasa Sunda yang masih medok, Ikah menuturkan saat ia baru tiba di Gaza, rakyat Palestina masih bersatu. Mereka bahu-membahu melawan pendudukan Israel melalui Intifadah.

Di Gaza, Ikah bekerja pada keluarga Hajjah Ummu Muhammad, perempuan Gaza yang ditemuinya saat transit di Jordania. Majikan Ikah sangat baik, sehingga TKW asal Indonesia ini betah bersamanya selama 14 tahun hingga kini.

‘’Semua anggota keluarga Ummu Muhammad sangat baik,’’ katanya.

Ummu Muhammad pun senang dengan Ikah. ‘’Saat kami bertemu Ikah di Jordania, saya dan suami sepakat mengajak Ikah ke Gaza untuk bekerja di rumah kami sebagai pembantu rumah tangga. Alhamdulillah Ikah orangnya baik, jujur, dan menjaga amanah. Perhiasan, uang, dan harta kami tetap utuh walau kami letakkan begitu saja di rumah,’’ tutur Ummu Muhammad.

Ia menambahkan, Ikah juga agamanya bagus, selalu membaca Alquran, sholat 5 waktu tak pernah putus. ‘’Bahkan saat ini Ikah sudah banyak menghafal ayat Alquran.’’

Ikah kemudian sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Keluarga Ummu Muhammad. Ia misalnya, tidak lagi boleh membuang sampah ke luar rumah.

‘’Jika saya dan suami bepergian keluar negeri seperti ke Jordan dan Mesir, maka Ikah sendirian menjaga rumah. Pulangnya, kami selalu membawakan hadiah buat Ikah seperti kalung emas dan perhiasan lainnya,’’ ungkap Ummu Muhammad.

Abdillah Onim menemui Ikah berdasarkan informasi dari kawan-kawannya di Indonesia perihal adanya TKW di Gaza. Mengajak istrinya, Rajaa Al Hirthani, dan putri mereka Marwiyah Filind (2), Abdillah Onim akhirnya bertemu Ikah di rumah Ummu Muhammad.

Di akhir perbincangan, Ikah mengungkapkan kerinduannya pada keluarga dan kampung halaman yang sudah 15 tahun tak pernah ditemuinya.

‘’Selama 15 tahun saya hanya bisa mengirim kabar dan uang untuk keluarga di Cianjur. Saya kangen sekali, tapi tidak bisa pulang kampung karena paspor saya sudah habis masa berlakunya,’’ tutur Ikah sambil berurai airmata.

Onim lalu menggalang dukungan lewat publikasi dan akses ke KBRI Mesir maupun Jordania. Alhamdulillah, melalui ikhtiar kerjasama itu, akhirnya Ikah berhimpun lagi dengan keluarganya di kampung halaman. [nurbowo/adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version