View Full Version
Ahad, 29 Jun 2014

Tertuduh Dalang Serangan Konsulat AS di Benghazi Mengaku Tidak Bersalah

WASHINGTON (voa-islam.com) - Seorang pria yang dituduh oleh Amerika Serikat sebagai dalang utama serangan konsulat AS di Benghazi, Libya pada 2011 lalu menyatakan tidak bersalah saat tampil di pengadilan federal di Washington hari Sabtu (28/6/2014).

Ahmed Abu Khatallah, yang dianggap sebagai pemimpin senior kelompok mujahidin Ansar Al-Sharia, menyatakan diri tidak bersalah, media-media berita melaporkan.

Dia ditangkap oleh pasukan Operasi Khusus AS di Libya awal bulan ini dan dipindahkan ke Amerika Serikat.

Libya, bagaimanapun, mengutuk penangkapan itu dengan alasan bahwa AS telah melanggar kedaulatannya. Menteri Kehakiman Libya Saleh al-Marghani bahkan menyerukan Washington untuk mengembalikan tersangka ke Libya.

Di pengadilan AS, Abu Khatallah berbicara pelan dalam bahasa Arab dengan penerjemah ketika ia didakwa dengan satu tuduhan memberikan dukungan material kepada "teroris."

"Sekarang Ahmed Abu Khatallah telah tiba di Amerika Serikat, ia akan menghadapi dakwaan penuh dari sistem peradilan kita," kata Jaksa Agung AS Eric Holder. "Kami akan membuktikan, tanpa keraguan, dugaan peran terdakwa dalam serangan yang menewaskan empat orang Amerika di Benghazi."

Abu Khatallah didakwa dengan "konspirasi untuk memberikan dukungan material dan sumber daya untuk teroris (baca;mujahid), mengetahui dan berniat bahwa ini akan digunakan untuk persiapan dan dalam melaksanakan pembunuhan selama serangan terhadap sebuah fasilitas federal, dan pelanggaran yang mengakibatkan kematian," menurut pernyataan Holder.

Pernyataan itu mengatakan Departemen Kehakiman dapat memberikan dakwaan tambahan karena penyelidikan masih terus berlanjut.

Dalam penampilan pengadilan, Abu Khatallah meminta bantuan konsuler dari pemerintah Libya.

Empat orang Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens, tewas dalam serangan di konsulat AS di Benghazi pada bulan September tahun 2012 lalu. Insiden ini menimbulkan sengketa politik di Washington, dengan Partai Republik menuduh Gedung Putih gagal untuk merespon tegas dan berusaha untuk menyembunyikan beberapa fakta sesudahnya. (an/ptv)


latestnews

View Full Version