View Full Version
Ahad, 29 Jun 2014

Laporan: ISIS Jual Minyak dari Irak dan Suriah untuk Biayai Operasi Jihad

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Interogasi terhadap tahanan calon pembom jibaku Abdul Rahman al-Shenifi mengungkapkan bahwa Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) menjual minyak untuk membiayai operasi jihad mereka, televisi LBCI melaporkan pada hari Sabtu (28/6/2014).

ISIS telah merebut beberapa wilayah kaya minyak di Suriah dan Irak. Selain menguasai provinsi kaya minyak Deir Al-Zor di Suriah, ISIS juga berhasil merebut kilang minyak terbesar Irak Beiji di provinsi Shalahuddin serta beberapa kilang minyak kecil lainnya.

"Al-Shenifi mengungkapkan bahwa ISIS menjual minyak di Suriah dan Irak dan melalui kegiatan ini mereka telah berhasil memiliki uang tunai," kata LBCI.

Calon pembom jibaku itu juga mengatakan kepada para interogator bahwa seorang pria Suriah memberitahu dia dan rekan-rekannya di kota Istanbul Turki bahwa misi mereka adalah untuk menyerang pasukan keamanan dan pasukan militer di Lebanon, menurut sumber yang sama.

Tetapi kemudian, al-Monzer al-Hasan, pria yang dituduh menyediakan pembom Hotel Duroy dengan bahan peledak, meminta pelaku bom jibaku untuk mengubah target mereka dan menyerang restoran Al-Saha di pinggiran selatan Beirut yang ramai dikunjungi warga Syi'ah.

"Tiga orang pergi ke restoran untuk memeriksa dan menjelajahi pintu masuk menuju ke sana," tambah LBCI.

Sementara itu, saluran televisi juga mengungkapkan bahwa saudara pembom jibaku Hotel Duroy Ahmed Abdul Rahman al-Thwaini baru-baru ini ditangkap oleh dinas Keamanan Umum karena mencurigai bahwa ia adalah seorang teroris. Namun dia kemudian dibebaskan.

Pada hari Rabu, seorang pembom jibaku asal Saudi meledakkan bom di kamarnya di Hotel Duroy di lingkungan Raouche Beirut dalam penggerebekan oleh petugas dinas Keamanan Umum.

LBCI melaporkan pada hari Jumat bahwa pembom jibaku dan kawanannya, yang keduanya berasal dari Saudi, tiba ke Libanon dari Istanbul di mana mereka telah tinggal selama lima hari.

Serangan bom jibaku hari Rabu adalah yang ketiga di Libanon dalam waktu kurang dari sepekan dan memicu kekhawatiran kekerasan baru di negara yang telah sangat terpengaruh oleh perang saudara di negara tetangga Suriah tersebut. (st/nahar)


latestnews

View Full Version