CAIRO (voa-islam.com) - Hari Kamis tepat satu tahun sejak Abdel-Fattah al-Sisi mendepak Presiden Mohamad Mursi dalam kudeta, berlangsung akis demo besar-besaran di Cairo, dan sejumlah kota lainnya, di Mesir. Para pendukung Mursi melakukan aksi memperingati peristiwa penggulingan oleh junta militer.
Lima orang tewas di Kairo dalam insiden terpisah akibat ledakan bom, dan saat terjadi bentrok antara pasukan keamanan dan para demonstran,saat memperingati ulang tahun pertama penggulingan Presiden Mohamad Mursi , kata beberapa sumber keamanan, Kamis, 3/7/2014.
Ribuan warga Mesir menentang penggulingan oleh junta militer terhadap Mursi tahun lalu, dan aksi demo terjadi di kota-kota di seluruh negeri, kata saksi. Protes sebelumnya hnya diikuti oleh sejumlah demosntran setelah undang-undang baru yang melarang aksi demo, dan harus mendapatkan izin setiap aksi demo.
Keamanan sangat ketat di Kairo, di mana sejumlah tank pengangkut personel memblokir jalan menuju ke Tahrir Square untuk mencegah massa. Sejak penggulingan Mursi itu, Jamaah Ikhwanul Muslimin dicap sebagai organisasi teroris dan ribuan anggotanya dipenjarakan atas tuduhan terorisme dan kekerasan.
"Sejak tanggal 3 Juli, rakyat Mesir akan melakukan demo, menandai awal dari akhir kudeta, berbaris dari semua kota-kota di Mesir di semua provinsi," ujar aliansi pendukung Mursi dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Tiga korban tewas dalam bentrokan di Kairo antara demonstran dan pasukan keamanan, kata beberapa sumber keamanan. Kerusuhan dilaporkan terjadi di distrik elit Mohandissen dan daerah miskin seperti Haram dan Materiya
Sebelumnya pada hari itu, dua orang tewas dalam ledakan bom di sebuah flat di Kerdasa, sebuah distrik barat ibukota di mana sekitar 10 polisi tewas dalam serangan massa musim panas lalu. Sumber-sumber keamanan mengatakan mereka percaya salah satu korban terlibat dalam pembunuhan polisi.
Serangan Bom
Ledakan bom terjadi hari Kamis dalam sebuah mobil di distrik timur laut Abbassiya dan tiga bom buatan meledak di dekat mobil polisi di distrik pusat Imbaba, tanpa menyebabkan cedera, ujar sumber menambahkan.
Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakann itu. Kairo telah dilanda serentetan ledakan dalam beberapa hari terakhir dan dua petugas polisi tewas pada hari Senin berusaha yang menjinakanbom yang ditanam di dekat istana presiden. Pekan lalu, serangkaian bom rakitan meledak di Kairo stasiun metro, yang pertama di ibukota sejak Sisi dilantik sebagai presiden.
Kekawatiran Pelanggaran HAM
Amnesty International mengecam rezim militer Mesir dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, mengatakan penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang dan penahanan telah meningkat sejak kematian politik Mursi itu.
"Terkenal aparat keamanan negara Mesir - saat ini dikenal sebagai Keamanan Nasional - kembali dan beroperasi pada kapasitas penuh, menggunakan metode yang sama yaitu penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya yang digunakan selama jam tergelap dari era Mubarak," kata Hassiba Hadj Sahraoui, wakil direktur Program Amnesty Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pemerintah Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang memimpin penggulingan tentara Morsi, mengatakan berkomitmen untuk transisi demokrasi dan aturan hukum setelah pemberontakan 2011. Tetapi, semua itu hanyalah tipu muslihat belaka. Di mana al-Sisi terus melakukan kekejaman dan kebiadan Jamaah Ikhwan, dan tanpa henti, bahkan melakukan kerjasama dengan sejumlah negara dalam menghancurkan Ikhwan. (afgh/wb/voa-islam.com)