GAZA, PALSETINA (voa-islam.com) - Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah menolak gencatan senjata yang diusulkan Mesir untuk mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung, mengatakan kelompok itu tidak akan menerima gencatan senjata tanpa kesepakatan yang lengkap untuk mengakhiri permusuhan.
Juru bicara Hamas mengatakan kepada AFP hari Selasa (15/7/2014) bahwa "Sebuah gencatan senjata tanpa mencapai sebuah perjanjian adalah ditolak. Dalam masa perang, Anda tidak melakukan gencatan senjata dan kemudian bernegosiasi,"
Dia mengatakan Hamas belum menerima usulan resmi apapaun, dan bahkan penghentian permusuhan Israel "di satu sisi" tidak akan memiliki "nilai" setelah kerusakan yang negara itu telah datangkan di Gaza.
Sayap bersenjata Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam menolak proposal gencatan senjata tersebut sebagai "menyerah", mengatakan "pertempuran kami dengan musuh akan meningkat."
Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan rencana tiga-tahap, yang dimulai dengan gencatan senjata 12 jam yang akan berlaku pada Selasa pagi.
Kementerian itu mengatakan gencatan senjata akan diikuti dengan pembukaan penyeberangan perbatasan, dan pembicaraan di ibukota Mesir Kairo antara kedua pihak.
Liga Arab Selasa pagi muncul dalam mendukung inisiatif Mesir menyerukan "semua pihak" untuk menerima gencatan senjata dan juga mendukung permintaan Palestina untuk "perlindungan internasional".
Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang memimpin Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, menyambut baik inisiatif Mesir, mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan tembakan.
Di antara isu-isu yang akan dibahas dalam kesepakatan gencatan senjata adalah pengurangan arus barang ke Gaza, yang telah dikenakan blokade Israel selama bertahun-tahun.
Hamas mengatakan pihaknya menginginkan blokade Israel di Gaza dicabut, bersama dengan pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir sebagai syarat kesepakatan gencatan senjata.
Kelompok ini juga menginginkan Israel untuk melepaskan warga Palestina yang ditahan kembali, setelah pembebasan mereka dalam pertukaran untuk tentara Israel yang diculik Gilad Shalit, saat Israel melakukan berbagai penggerebegakan di Tepi Barat untuk mencari 3 pemukim Yahudi yang hilang sejak 12 Juni lalu yang kemudian ditemukan tewas di Hebron.
Zionis Yahudi terus membombardir Gaza pada Senin untuk hari ketujuh berturut-turut. Militer Israel mulai serangan terbaru di Gaza pada Selasa (8/7/2014) lalu dengan korban tewas secara keseluruhan hingga hari ke tujuh serangan Israela telah meningkat menjadi hampir 190 dan lebih dari 1.280 warga Palestina lainnya juga telah terluka. (st/tds)