TUNISIA (voa-islam.com) - Setidaknya 14 tentara Tunisia tewas ketika mujahidin bersenjata menyerang pos pemeriksaan mereka di pegunungan terpencil Chaambi.
Sejak April, ribuan tentara Tunisia telah dikerahkan ke berbagai bagian Chaambi yang berbatasan Aljazair dalam sebuah operasi untuk menumpas mujahidin terkait Al-Qaidah yang mencari perlindungan di sana.
Ini merupakan serangan mujahidin paling mematikan terhadap pasukan bersenjata negara Afrika Utara itu.
Selama serangan pada Rabu malam, mujahidin dengan granat berpeluncur roket dan senapan serbu menyerang pos pemeriksaan militer yang telah didirikan untuk mencoba mengendalikan wilayah Chaambi. Lebih dari 20 tentara terluka dalam insiden tersebut.
Salah satu negara paling sekuler di dunia Arab, Tunisia, telah berjuang dengan munculnya pejuang Islam radikal sejak pemberontakan populer tahun 2011 yang mengakhiri pemerintahan otokrat Zine el-Abidine Ben Ali dan mulai langkah-langkah rapuh menuju demokrasi.
Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM), sebuah cabang Al-Qaidah di Afrika Utara, telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Tunisia di masa lalu, tetapi kelompok mujahidin lain, Ansar al Syariah, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Washington, juga telah disalahkan atas berbagai insiden.
Pegunungan Chambi adalah medan yang sulit dengan akses ke Aljazair. Pasukan Tunisia melakukan beberapa serangan di sana dan telah membombardir gua setelah delapan tentara ditangkap dan dibunuh tahun lalu.
Militer Aljazair, berpengalaman dalam memerangi militansi Islam di negara mereka, telah melakukan koordinasi di pihak Tunisia dari perbatasan, terutama dengan berbagi informasi intelijen. Namun, meskipun kehadiran besar mereka, pasukan Tunisia telah terganggu gerak majunya oleh ranjau darat improvisasi dan perbatasan berpori yang mempersulit pelacakan pejuang Islam yang menggunakan daerah itu sebagai tempat pelatihan. (st/Reuters)