TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Menteri Pariwisata negara Zionis Yahudi, Uzi Landau telah mengakui kegagalan Tel Aviv dalam perang rezim yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza.
Berbicara pada sebuah wawancara TV hari Jumat (1/8/2014), menteri Zionis itu mengatakan meski operasi militer besar-besaran Tel Aviv di Gaza, rezim belum mencapai tujuan apapun dan gagal untuk mencegah serangan rudal-rudal Palestina ke kedalaman wilayah-wilayah pendudukan.
Landau, yang merupakan anggota partai Yisrael Beiteinu yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman, mengecam kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ia menyatakan shock atas besarnya kerugian yang telah ditimpakan gerakan perlawanan Hamas kepada Zionis Yahudi yang bahkan menyebabkan Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv berhenti sementara.
Pada tanggal 22 Juni, Amerika dan maskapai penerbangan internasional besar lainnya menghentikan penerbangan ke dan dari bandara 36 jam karena alasan keamanan.
Landau juga mengecam kegagalan Tel Aviv untuk mengambil tindakan terhadap terowongan Hamas dekat perbatasan Gaza yang merupakan ancaman strategis utama Zionis.
Menteri Zionis Yahudi itu memperingatkan bahwa kegagalan lanjutan Tel Aviv akan membuka kedok kelemahannya, mendorong organisasi anti-Israel untuk melancarkan serangan di masa depan terhadap entitas.
Pejuang perlawanan Palestina melanjutkan serangan roket mereka terhadap kota-kota Israel sebagai balasan atas serangan tanpa henti Tel Aviv di Jalur Gaza yang diblokade.
Sementara Tel Aviv menyebutkan korban tewas Israel dari 26 hari serangan pada 66, sumber Hamas menempatkan angka lebih dari 150.
Pesawat-pesawat tempur Zionis telah menggempur berbagai tempat di Jalur Gaza sejak 8 Juli. Militer Zionis kemudian melanjutkan kebiadaban mereka melancarkan serangan darat terhadap tanah Palestina yang diblokade tersebut pada 17 Juli.
Jumlah korban tewas Palestina dalam serangan biadab Zionis Yahudi di Gaza kini telah mencapai hampir 1.650, dengan 9.000 orang terluka. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak. (st/ptv)