AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengatakan Presiden Barack Obama telah menyetujui pengerahan 130 "penasihat militer" tambahan ke Irak utara.
"Presiden telah mengizinkan saya untuk terus maju dan memberikan wewenang sekitar 130 anggota tim penilai baru," kata Hagel, pada hari Selasa (12/8/2014), menambahkan bahwa pasukan tersebut tiba di Irbil pada Selasa pagi.
Menurut seorang pejabat pertahanan, pasukan yang terdiri dari Marinir dan pasukan operasi khusus dari daerah Komando Pusat AS.
"Pasukan ini tidak akan terlibat dalam peran tempur," klaim pejabat tersebut.
Amerika Serikat baru-baru ini mengirim ratusan pasukan operasi khusus ke Irak, termasuk kontingen yang sekarang ditempatkan di Irbil. Penyebaran baru itu menjadikan jumlah tentara AS di negara itu menjadi sekitar 1.000.
Pada hari Kamis, Presiden AS Barack Obama memberikan izin penggunaan kekuatan terhadap mujahidin Islamic State, yang beroperasi di Irak dan Suriah, dan berjanji pada hari Sabtu untuk melanjutkan operasi selama "diperlukan" untuk mencegah kemajuan IS di Irak utara di mana para diplomat Amerika ditempatkan.
Obama mengatakan bahwa serangan udara tersebut bisa berlangsung selama berbulan-bulan untuk melindungi personel AS dan minoritas agama Zaidi yang terjebak di gunung Sinjar di Irak utara.
AS mengklaim pada hari Senin bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memperluas serangan udara di Irak utara di luar melindungi fasilitas dan warga dari mujahidin IS yang sebelumnya bernama Islamic State of Iraq and Syiria.
"Tidak ada rencana untuk memperluas kampanye udara saat ini di luar kegiatan bela diri saat ini," kata pejabat senior Pentagon Letnan Jenderal William Mayville kepada wartawan.
Mayville mengakui meningkatnya ancaman mujahidin IS di Irak dan di tempat lain di wilayah ini. Namun dia mengatakan bahwa tugas pokok pasukan AS hanya melindungi fasilitas AS dan mendukung bantuan kemanusiaan di wilayah utara.
"Tugas utama kami untuk saat ini, dan apa yang kita lakukan sekarang, adalah (hanya) untuk melindungi AS fasilitas dan para warga - warga Amerika - di fasilitas tersebut," katanya. (st/ptv)