View Full Version
Jum'at, 15 Aug 2014

Rakyat Turki di Istambul Memperingati Pembantaian di Rabi'ah al-Adawiyah

ISTAMBUL (voa-islam.com) - Ratusan Muslim di Istanbul, mereka melakukan aksi demo memperingati pembantaian ribuan pendukung Presiden Mesir, Mohammad Mursi, ketika militer menyerbu mereka di masjid Rabi'ah al-Adawiyah, di Kairo setahun yang lalu hari ini,Kamis, 14/8/2014.

Para demonstran, termasuk perwakilan dari serikat pegawai pemerintah terbesar Turki, Memur-Sen dan Hak-Is, mereka berdemo dari Terowongan ke Galatasaray High School di Istanbul.

Para pembicara termasuk Dewan Revolusi Mesir, Maha Azam. "Presiden Abdul Fattah al-Sisi dan Mohammed Ibrahim, Menteri Dalam Negeri saat ini, dan mereka yang mendukung dalam pemerintahan saat ini bertanggung jawab atas pembunuhan rakyat kita, melakukan  penindasan di jalan-jalan, pemerkosaan di penjara, dan mereka akan bertanggung jawab", kata Azam di depan para demonstran.

Abdur Rahman Dilipak, penulis harian pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, dan pendiri International Rabia Platform, mengatakan, Turki berdiri dengan mereka yang tertindas dan rezim militer Mesir menumpahkan darah rakyat tak berdosa akan mendengar dari orang-orang Turki.

Ratusan orang juga berkumpul di ibukota Ankara dan kota selatan Izmir untuk memperingati pembantaian di Mesir. Ada juga pawai di kota-kota Aydin, Denizli dan Manisa di Turki selatan.

"Rabaa," yang berarti empat atau keempat dalam bahasa Arab, telah menjadi tanda protes anti-kudeta di Mesir. Hanya beberapa jam sebelum pembantaian pada tanggal 14 Agustus, pengunjuk rasa anti-kudeta di Mesir mencoba untuk menyuarakan tuntutan mereka kepada dunia dengan mengangkat empat jari mereka.

Para demonstran  meneriakkan slogan-slogan menentang rezim militer di Mesir, invasi militer Gaza dan pembunuhan warga Palestina oleh Israel, serta terhadap penindasan kaum Muslim di Turkestan Timur, wilayah Turki yang berbahasa China menganggap provinsi Xinjiang.

Di Mesir berlangsung aksi peringatan pembantaian ribuan Presiden Mursi di Rabiah al-Adawiyah oleh militer, dan mereka terus melakukan tuntutan mereka memulihkan kekuasaan Mursi, dan menolak kudeta militer. Sementara itu, Presiden Turki, Erdogan tetap menolak mengakui al-Sisi, dan menilai al-Sisi sebagai 'tiran'. mashadi/wb/voa-islam.com  


latestnews

View Full Version