LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Pemerintah Inggris telah menolak untuk menghentikan ekspor senjata ke rezim Zionis Yahudi meskipun janji sebelumnya bahwa pihaknya akan membatalkan izin penjualan senjata ke rezim Tel Aviv jika serangan militer Israel di Jalur Gaza yang terkepung dilanjutkan.
"Kami katakan kami akan menangguhkan lisensi jika dimulainya kembali permusuhan signifikan," kata seorang juru bicara pemerintah, hari Selasa (19/8/2014) setelah pasukan Zionis Yahudi melanggar gencatan senjata sementara dengan perlawanan Palestina.
"Kami terus memantau situasi. Penilaian kami sejauh ini adalah dimulainya kembali permusuhan masih terbatas, "tegasnya.
Awal bulan ini, 12 lisensi untuk perusahaan-perusahaan Inggris untuk menjual senjata ke rezim Tel Aviv diancam dengan ditangguhkan jika permusuhan berlanjut di wilayah tersebut.
"Kami telah mengambil keputusan untuk menangguhkan izin ekspor yang ada ini jika terjadi kembali permusuhan yang signifikan," kata sekretaris bisnis Vince Cable.
Tidak ada izin baru yang telah dikeluarkan untuk perangkat keras militer yang akan digunakan oleh pasukan Zionis selama masa peninjauan "dan sebagai tindakan pencegahan pendekatan ini akan berlanjut sampai permusuhan berhenti," tambah Cable.
Pernyataan Cable menyusul pengumuman gencatan senjata di Gaza pekan lalu. Ia mengungkapkan harapan hal itu akan menyebabkan resolusi konflik secara damai. Bagaimanapun gencatan senjata itu rusak hari Selasa ketika perunding Israel menarik diri dari pembicaraan gencatan senjata di Kairo.
Lebih dari 25 serangan udara menghantam Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata, yang menewaskan seorang wanita dan seorang gadis dua tahun, yang merupakan istri dan anak dari pemimpin militer Al-Qassam, dan melukai lebih dari 15 warga Palestina lainnya.
Sejak 2010, pemerintah Inggris telah memberi izin lisensi militer senilai £ 42.000.000 kepada rezim Zionis, termasuk sistem penargetan dan komponen pesawat tak berawak.
Kampanye Against Arms Trade (CAAT) yang berbasis di Inggris telah mengajukan gugatan terhadap pemerintah Inggris atas penawaran senjata dengan Tel Aviv.
"Jika senjata dari Inggris yang digunakan untuk melakukan kejahatan terhadap hukum kemanusiaan, dan hukum hak asasi manusia, maka izin ekspor untuk bahan ini harus dicabut segera," kata Rosa Curling, tim hak asasi manusia di Leigh Day, yang mewakili CAAT .
Curling lebih lanjut memperingatkan jika London gagal bertindak, kebijakan pemerintah saat ini akan melanggar hukum dan "rentan" untuk gugatan hukum. (st/ptv)
Foto: Ilustrasi