View Full Version
Kamis, 21 Aug 2014

Pakar Terorisme: Mujahidin Islamic State Asal Inggris Sangat Ganas

LONSON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang pakar terorisme telah menggambarkan para anggota mujahidin Islamic State asal Inggris di Irak dan Suriah sebagai "pejuang yang sangat ganas dan gencar" setelah perilisan sebuah video yang menunjukkan pemenggalan seorang wartawan AS oleh anggota Islamic State yang berbicara dengan aksen Inggris.

"Para pejuang asing pergi ke Suriah berada diluar sana bukan untuk menjadi penunggang di kursi belakang. Mereka pergi untuk menjadi peserta penuh dalam perang, berada di garis terdepan dalam konflik tersebut," kata Shiraz Maher, seorang peneliti senior di Pusat Internasioanl untuk Studi Radikalisasi(ICSR) di King College London.

Maher menambahkan dalam sebuah wawancara dengan BBC hari Rabu (20/8/2014) bahwa dia dan rekan-rekannya sedang memilah-milah database dari para mujahidin di Suriah, mencoba untuk mengidentifikasi algojo wartawan AS James Foley, yang dia percaya seorang warga Inggris.

Perdana Menteri Inggris David Cameron membatalkan liburan dan kembali ke kantornya di Downing Street pada Rabu ditengah laporan bahwa algojo dalam video pemenggalan wartawan mata-mata yang diduga bagian dari militer AS James Foley kemungkinan seorang warga Inggris.

"Dia akan bertemu dengan menteri luar negeri dan para pejabat senior dari Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan badan-badan intelijen untuk membicarakan situasi di Irak dan Suriah dan ancaman yang ditampakkan oleh mujahidin Islamic State," seorang juru bicara mengatakan.

Selama akhir pekan, Cameron menulis di Sunday Times bahwa jika Inggris tidak bertindak untuk "membendung serangan gerakan teroris (baca;mujahidin) yang sangat berbahaya ini, mereka hanya akan tumbuh lebih kuat sampai dapat menargetkan kita di jalan-jalan Inggris."

Saat ini sekitar 400 warga Inggris diyakini telah pergi ke Suriah sejak dua tahun terakhir untuk terlibat dalam perjuangan untuk menggulingkan pemerintahan rezim Bashar Al-Assad. (st/ptv)


latestnews

View Full Version