BAGHDAD (voa-islam.com) - Seorang pembom bunuh diri menabrakkan kendaraannya ke markas intelijen di Baghdad, menewaskan sedikitnya tujuh belas orang, kata polisi dan sumber medis mengatakan, Sabtu, 23/8/2014.
Serangan itu terjadi sehari setelah milisi Syiah membunuhi 68 jamaah Sunni di sebuah masjid di Provinsi Diyala, dan ini pasti akan meningkatkan serangan balas dendam oleh Daulah Islam Irak (ISI).
Kalangan Sunni menuntut pemerintah melakukan investagasi. Kalangan Sunni mengajukan petisi kepada Perdana Menteri Irak, al-Abadi segera melakukan investigasi, dan mengumumkan hasilnya", kata Raad al-Dahlaki, seorang anggota parlemen dari koalisi blok Sunni-Jibouri ini.
Tidak lama sesudah terjadinya pembantaian oleh milisi Syi'ah ini, Amerika dan Iran sangat takut akan menimbulkan kobaran perang yang lebih dahsyat di Irak. Daulah Islam Irak telah mengancam akan meningkatkan perang terhadap milisi Syi'ah yang telah membantai jamaah shalat di masjid Sunni di Diyala.
Pengeboman, penculikan, eksekusi dan penembakan terjadi hampir setiap hari, menggemakan hari-hari gelap seperti tahun 2006-2007, puncak perang antara Sunni dan Syi'ah. Sekarang ini, Amerika berkomplot dengan kelompok Syi'ah memerangi kelompok Sunni.
Apalagi, sesudah berdirinya Daulah Islam Irak. Amerika semakin meningkatkan upayanya membantu rezim Syi'ah di Irak dan Suriah, tujuannya menghancurkan Daulah Islam Irak atau ISIS. [afgh/aby/voa-islam.com]