View Full Version
Senin, 01 Sep 2014

Pertemuan GCC di Jeddah Mengalami Kegagalan Menekan Qatar

JEDDAH (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled al-Sabah, yang negaranya mencoba menengahi konflik di internal negara-negara Teluk (GCC), mengatakan pertemuan itu tidak mencapai kemajuan apapun, dan nyaris gagal, Sabtu, 30/8/2014. 

Para Menteri Luar Negeri Negara-negara Teluk (GCC), bertemu di Jeddah, mengalami kegagalan memecahkan konflik diantara anggota GCC, dan berusaha mengakhiri pertikaian diplomatik, dan telah berdampak merusak kemampuan mereka secara kolektif, terutama menghadapi peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, Sabtu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, bulan Maret menarik Duta Besar mereka dari Qatar, dan mereka menuduh Qatar melanggar perjanjian keamanan bersama negara-negara Teluk (GCC), terutama dukungan Doha kepada Ikhwanul Muslimin.

Qatar mendukung Mursi dan Ikhwan, termasuk memberikan dukungan kepada Hamas, dan sekarang bersiap membangun kembali Gaza, yang merupakan konspirasi antara Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Israel dan Amerika. Qatar tidak mau tunduk dengan apapun dari pendukung invasi militer Zionis ke Gaza.

Sementara itu, kunjungan oleh tiga pemimpin tertinggi Arab Saudi, yaitu menteri luar negeri, kepala intelijen, dan menteri dalam negeri Arab Saudi, yang dipimpin oleh Menlu Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal, ke Doha, muncul berbagai spekulasi luas dalam media Gulf bahwa pertemuan hari Sabtu akan menghasilkan resolusi mengakhiri konflik. Nampaknya, Qatar tak mau tunduk atas tekanan Arab Saudi, terutama soal Ikhwan dan Hamas. 

Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled al-Sabah, yang negaranya telah mencoba menengahi sengketa, mengatakan pertemuan hari Sabtu hanya mencapai kemajuan yang terbatas. Tapi dia tidak mengumumkan langkah konkrit untuk mengakhiri konflik saatkonferensi pers usai pertemuan itu.

"Hari ini enam negara GCC menyepakati prinsip-prinsip dasar ini, kita akan  akan menindaklanjuti implementasi .. Semua sepakat bahwa ada komitmen untuk implementasi," tambahnya.

Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab adalah pendukung besar dari pemberontak Suriah melawan Presiden Bashar al-Assad, sekutu Iran. Tapi, sekarang Arab Saudi, berbalik mendukung Bashar al-Assad, bersamaan dukungan Amerika kepada Bashar, khususnya dalam menghadapi Daulah Islam Irak (ISIS). Dibagian lain, Riyadh dan Abu Dhabi telah menuduh Doha mendukung Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam mereka telah dicap sebagai organisasi teroris dan yang mereka tuduh mendestabilisasi sekutu dekat mereka Mesir.

Di Libya, Qatar mendukung beberapa kelompok Islam, sebaliknya pada Selasa Departemen Luar Negeri AS mengatakan UAE dan Mesir telah terlibat dalam serangan udara terhadap kelompok-kelompok Islam Libya.

Organisasi GCC sekarang, selain Qatar, para pemimpin mereka, terutama penguasa Arab 'paranoid' menghadapi bangkitnya kekuatan Islam, dan mereka menyatukan langkah menghadapi bangkitnya kekuatan Islam, dianggap menjadi ancaman bagi kekuasaan para pangeran Arab. afgh/aby/voa-islam.com


latestnews

View Full Version