WASHINGTON (voa-islam.com) - Kepala Pusat Kontra Terorisme Nasional Amerika Serikat mengatakan Islamic State menimbulkan bahaya yang lebih serius bagi Eropa daripada AS kerena sejumlah besar mujahidin rekrutannya berasal dari Eropa.
"Ancaman ini cukup mendesak bagi Eropa," kata Matthew Olsen. "Mereka melihat (ancaman) itu benar-benar sebagai tepat di depan pintu mereka."
Olsen mengatakan kelompok teroris (baca;mujahidin IS) tidak memiliki kapasitas untuk melakukan serangan skala besar di wilayah AS sebagaimana yang Al-Qaidah pernah lakukan.
Namun, ia memperingatkan bahwa mujahidin akhirnya akan mencoba untuk menyerang Amerika Serikat jika dibiarkan.
"ISIL dan kelompok lain mengancam rakyat kita dan kepentingan kami di wilayah ini," katanya, "dan jika dibiarkan mereka akan berusaha untuk melakukan serangan lebih dekat ke rumah."
Menurut Olsen, risiko khusus ada bagi simpatisan serigala tunggal untuk melakukan serangan jihad di AS, menambahkan bahwa ISIL belum mencapai tingkat ancaman pra-9/11 Al-Qaidah.
AS lebih siap untuk mengidentifikasi dan mengatasi setiap potensi ancaman, klaimnya.
Pada hari Jumat, Presiden AS Barack Obama juga membahas ancaman ISIL yang sekarang telah beruhah menjadi Islamic State (IS).
Obama menolak mengirimkan pasukan Amerika ke Suriah untuk melawan kelompok tersebut.
"Kami tidak akan menempatkan pasukan darat AS untuk mencoba mengendalikan daerah-daerah yang merupakan bagian dari konflik di Suriah," kata Obama.
"Kita harus mencari mitra yang efektif di lapangan untuk mendorong kembali ISIL," tambahnya.
Obama juga mencatat bahwa negaranya akan menghadapi kelompok itu "dengan cara yang sama yang telah kita lakukan kepada Al-Qaidah."
"Kami akan mendegradasi dan akhirnya mengalahkan Isil," sesumbar Obama, menambahkan bahwa "Anda tidak dapat mengekang sebuah organisasi" seperti ISIL.
"Tujuannya harus untuk membongkar itu," katanya.