MUZAFFARABAD, PAKISTAN (voa-islam.com) - Sebuah aliansi kelompok-kelompok mujahidin yang memerangi pasukan India di Kashmir hari Senin (15/9/2014) mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan kegiatan jihad untuk melaksanakan penyelamatan dan upaya bantuan untuk para korban banjir.
Berbicara dengan AFP, Syed Salahuddin, komandan tertinggi kelompok payung mujahidin Dewan Persatuan Jihad (UJC) mengatakan pemerintah India tidak melakukan hal yang cukup bagi para korban banjir biasa di Kashmir.
"Pemerintah India hanya menyelamatkan wisatawan dan pasukan mereka dan berita tentang bantuan bagi rakyat Kashmir oleh media India adalah kebohongan," katanya.
Dia juga mengecam pemerintah Pakistan karena tidak peduli terhadap para korban banjir di Kashmir dan menyebut itu "kelalaian kriminal."
Dia mengatakan: "Kami telah menangguhkan semua operasi melawan pasukan India di Kashmir karena kami bekerja untuk para korban banjir.
"Saya mengajukan ke PBB, Palang Merah Internasional dan Organisasi Kerjasama Islam untuk membantu korban banjir di Kashmir, pejuang kita akan menjadi sukarelawan untuk mereka."
UJC mencakup kelompok-kelompok mujahidin Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammad yang berafiliasi dengan Al-Qaidah dan Taliban, yang berada di AS dan daftar PBB organisasi teror.
India dan Pakistan mengklaim Kashmir secara penuh dan dua dari tiga perang mereka untuk memperebutkan kontrol wilayah itu.
Sejak tahun 1989 pertempuran antara pasukan India dan mujahidin yang mencari kemerdekaan atau penggabungan wilayah dengan Pakistan telah menewaskan puluhan ribu, kebanyakan warga sipil.
Banjir dan tanah longsor dari hujan lebat yang dimulai pada awal September memakan korban hampir 500 jiwa di Pakistan dan India.
Pakistan, yang telah mengalami serangkaian bencana banjir tahunan sejak tahun 2010, mengatakan sebanyak 2,4 juta orang telah terkena dampak bencana.
Banjir saat ini melewati provinsi sentral Punjab dan diperkirakan akan mencapai wilayah miskin Sindh selatan pada hari berikutnya. (st/AFP)