ISRAEL (voa-islam.com) - Puluhan warga Palestina yang ditangkap kembali oleh Zionis Israel setelah sebelumnya dibebaskan dalam pertukaran tawanan akan menggelar mogok makan hari Selasa (23/9/2014), ketika pembicaraan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel akan berlanjut di Kairo, kata para pejabat.
Komunitas Tahanan Palestina berbasis di Ramallah (PPS), mengatakan hari Senin aksi mogok makan itu akan dilakukan oleh 63 tahanan yang berada di antara 1.027 tahanan yang dibebaskan oleh Israel di bawah persyaratan pengaturan pertukaran tahun 2011 dengan Ghilad Shalit.
Mereka semua ditahan kembali.
Israel telah menangkap lebih dari 2.000 orang di seluruh Tepi Barat yang diduduki dan Jerusalem timur sejak pertengahan Juni dengan dalih mencari tiga pemukim Yahudi yang hilang, kata pernyataan PPS.
Menurut angka dikutip oleh PPS bahwa lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini berada di penjara-penjara Israel.
Pemogokan ini bertepatan dengan dimulainya kembali pembicaraan gencatan senjata tidak langsung di Kairo yang bertujuan memperkuat ketentuan kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri kampanye teror 50 hari Israel terhadap Jalur Gaza yang menewaskan sekitar 2.200 warga Palestina, termasuk lebih dari 500 anak-anak. Gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 26 Agustus.
Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan dalam waktu satu bulan dari tanggal tersebut untuk membahas beberapa isu yang sulit, termasuk kemungkinan pengaturan pertukaran tawanan baru, dimana Hamas kemungkinan menyerahkan kerangka tentara Zionis yang tewas dalam perang Gaza dan sebagai gantinya Israel membebaskan sejumlah tahanan yang tidak ditentukan.
Tujuannya aksi mogok makan itu adalah untuk "menuntut agar negosiator Palestina menemukan solusi untuk situasi dan memastikan pembebasan mereka secepat mungkin," kata pernyataan itu.
Pembicaraan itu diperkirakan tidak bertahan lebih dari satu hari ketika hari libur Tahun Baru Yahudi dimulai saat matahari terbenam pada hari Rabu, dan tidak jelas berapa lama aksi mogok makan yang direncanakan akan berlangsung.
Bassem al-Salhi, anggota tim perunding Palestina, mengatakan kepada AFP pertemuan Selasa akan "memungkinkan jadwal untuk dimasukkan untuk (pembicaraan yang akan berlangsung) setelah Hari Raya Idul Adha, yang tahun ini jatuh pada akhir pekan pertama Oktober.
"Sejak awal, Palestina telah meminta agar pertanyaan para tahanan itu dibahas, namun Israel dengan tegas menolak untuk menangani masalah ini," katanya. (an/akbar)