KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Para negosiator perundingan damai antara pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengatakan hari Ahad (28/9/2014) bahwa proses sulit untuk melucuti kelompok pejuang terbesar Moro setelah pemberontakan selama puluhan tahun itu telah dimulai.
Negosiator pemerintah Filipina dan pejuang MILF mengadakan pertemuan di Malaysia hari Sabtu untuk membahas proses perlucutan senjata, kunci untuk mengakhiri pemberontakan di selatan negara itu dan memperkuat kesepakatan damai.
Kedua belah pihak telah menunjuk tiga ahli asing - dari Brunei, Turki dan Norwegia - untuk bergabung dalam sebuah badan independen yang akan mengawasi proses perlucutan, bersama-sama dengan empat ahli lokal yang belum dicalonkan.
"Perlucutan adalah komponen rumit dan sulit dari setiap penyelesaian damai. Itu harus dilakukan secara efektif dan sensitif," kata kepala perunding pemerintah Filipina Miriam Coronel-Ferrer dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan itu akan berlanjut sampai Senin.
Kepala negosiator MILF Mohagher Iqbal mengatakan sebelumnya bahwa 75 macam senjata api, termasuk senapan kekuatan tinggi, akan disimpan dan digembok di gudang sebagai bagian dari proses "normalisasi" yang akan melihat MILF "menukar" senjata mereka dengan kesempatan untuk bergabung dengan masyarakat arus utama.
"Penonaktifan senjata api benar-benar sangat sulit, tetapi Anda harus melakukan pengorbanan untuk memiliki Bangsamoro," kata Iqbal.
Bangsamoro adalah wilayah selatan di pulau Mindanao di mana minoritas Muslim di negara Katholik itu akan memiliki pemerintahan sendiri di bawah kontrak perjanjian yang mereka tandatangani dengan pemerintah Presiden Benigno Aquino Maret lalu.
Kesepakatan damai itu berusaha untuk mengakhiri empat dekade pertempuran yang menewaskan puluhan ribu tewas dan terhambat pembangunan di daerah kaya mineral tersebut.
Ferrer mengatakan bahwa "urutan pertama bisnis" untuk pertemuan itu bagi Front Pembebasan Islam Moro (MILF) adalah untuk menyerahkan daftar senjata dan pejuangnya.
Perkiraan Militer Filipina menempatkan kekuatan MILF sebesar 10.000. Kelompok ini senidiri belum mengungkapkan ukuran kekuatan atau jumlah senjata di gudang nya.
Penonaktifan itu akan bertahap, tergantung pada penyerahan komitmen pemerintah di bawah perjanjian damai, kata Iqbal.
Ferrer mengatakan ada cukup "keinginan baik" untuk mendorong melalui normalisasi setelah RUU yang akan memberikan minoritas Muslim pemerintahan sendiri negara itu diserahkan kepada Kongres awal bulan ini.
Legislator mengatakan RUU Bangsamoro memiliki dukungan bipartisan dan akan diteruskan awal tahun depan, memberi Aquino waktu untuk mendirikan sebuah pemerintahan otonom sebelum masa jabatannya berakhir pada pertengahan 2016. (st/tds)