JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Zionis Israel telah melarang puluhan truk sarat dengan muatan bahan bangunan memasuki Jalur Gaza yang terkepung, meskipun janji sebelumnya untuk mengizinkan langkah semacam itu.
"Kami telah diberitahu oleh Perusahaan Nasional Palestina bahwa Israel telah menunda masuknya 60 truk ke Jalur Gaza," Anadolu Agency mengutip perkataan Mounir al-Ghalban dari otoritas perbatasan Gaza, pada hari Selasa (7/10/2014).
Pejabat Palestina lebih lanjut mencatat bahwa langkah itu terjadi meski "janji" oleh pemerintah Zionis Israel untuk mengizinkan masuknya pasokan konstruksi ke wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
Para pejabat Palestina telah menyatakan kekhawatiran atas kekurangan bahan konstruksi untuk membangun kembali Gaza setelah perang Israel selama 50 hari di wilayah itu.
Rezim Tel Aviv mulai membombardir Gaza pada awal Juli. Lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tewas dalam serangan Zionis Israel. Sekitar 11.000 orang lainnya juga terluka. Puluhan warga Israel juga tewas oleh pejuang Hamas.
Agresi militer Israel terhadap wilayah Palestina juga menyebabkan penghancuran luas di seluruh Gaza. Lebih dari 15,600 unit rumah rusak dalam serangan gencar tersebut dengan 2.200 lebih rumah hancur total, menurut angka resmi yang dirilis oleh sumber-sumber Palestina.
Ahli keuangan memperkirakan bahwa membutuhkan biaya lebih dari USD 7 miliar untuk membangun kembali Jalur Gaza dan bisa memakan waktu hingga puluhan tahun menyusul blokade dan pembatasan masuk atas bahan-bahan konstruksi oleh Zionis Yahudi.
Pada tanggal 23 September, Rami Hamdallah, perdana menteri pemerintah persatuan nasional Palestina, menyerukan masyarakat internasional untuk menyumbangkan USD 3,8 miliar dari bantuan internasional untuk merekonstruksi Gaza.
Dewan Ekonomi Palestina untuk Pembangunan dan Rekonstruksi juga mengatakan bahwa proses rekonstruksi akan memakan waktu selama "lima tahun jika Israel menghanpus blokade di Gaza seluruhnya."
Daerah kantong pantai Gaza telah berada di bawah pengepungan Zionis Israel baik dari laut, darat dan udara sejak tahun 2007 dan menjadikannya sebagai penjara terbuka terbesar di dunia bagi penduduknya. (st/ptv)