RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Situs microblogging Twitter yang populer di kalangan laki-laki dan perempuan di Arab Saudi tidak lebih dari "sumber kebohongan" dan kejahatan, kata ulama tertinggi kerajaan.
"Jika digunakan dengan benar, bisa menjadi manfaat nyata, tapi sayangnya itu dimanfaatkan untuk hal-hal sepele," kata Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh dalam acara televisinya "Fatwa" yang disiarkan Senin (20/10/2014).
Twitter adalah "sumber dari segala kejahatan dan kerusakan," kata sang mufti.
"Orang-orang bergegas untuk berpikir itu adalah sumber informasi yang kredibel tetapi itu adalah sumber kebohongan dan kepalsuan." katanya lagi.
Pada awal 2013, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, sebagaimana dilaporkan koran lokal Saudi, pernah menggambarkan bahwa para pengguna situs microbloging tersebut sebagai "badut" yang menghabiskan waktu dengan diskusi sembrono dan membahayakan.
Twitter sendiri sangat populer di kalangan warga Saudi dan telah menimbulkan perdebatan luas dengan topik mulai dari agama hingga politik di negara di mana diskusi publik semacam itu telah dianggap sangat tidak layak dan kadang-kadang ilegal.
Sejumlah warga Saudi telah ditangkap selama bertahun-tahun karena memposting konten penting dari rezim Al-Saud di Twitter dan media sosial lainnya. (st/akhbar,AFP)