View Full Version
Jum'at, 21 Nov 2014

AS Bebaskan Lima Tahanan Guantanamo ke Georgia dan Slowakia

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat telah membebaskan lima tahanan dari pusat tahanan yang di Teluk Guantanamo, Kuba, termasuk tahanan Yaman pertama yang dipindahkan sejak 2010, kata para pejabat, Kamis (20/11/2014).

Tiga dari tahanan tersebut dikirim ke Republik Georgia, kata militer AS dalam sebuah pernyataan, sementara dua lainnya dikirim ke Slowakia.

Keputusan untuk melepaskan empat tahanan Yaman dan satu Tunisia itu mengurangi jumlah orang yang ditahan di Guantanamo menjadi 143.

Lebih dari setengah dari tahanan yang tersisa berasal dari Yaman.

Obama berjanji untuk menutup kamp tahanan tersebut selama kampanye presiden 2008, mengutip kerusakan terhadap reputasi AS di seluruh dunia. Namun Obama sejauh ini belum mampu melakukannya, sebagian karena perlawanan dari Kongres.

Pusat Hak Konstitusi, yang mewakili salah satu orang Yaman, Abd Al Hakim Ghalib Ahmad Alhag, mengkritik penolakan pemerintahan Obama untuk melepaskan tahanan Yaman lainnya. Dikatakan 54 dari sisa 84 tahanan Yaman di Guantanamo telah disetujui untuk dipindah.

"Sebagaimana kita menyambut pemindahan Mr. Alhag, kita diingatkan bahwa orang-orang Yaman yang tersisa harus dikirim ke rumah atau dipindahkan tanpa penundaan lebih lanjut," kata Wells Dixon, pengacara senior CCR, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Pekan lalu, anggota Kongres dari Partai Republik yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata DPR, Buck McKeon, mengutip peningkatan pemberitahuan Pentagon tentang pemindahan mendatang dari para tahanan Guantanamo.

Dia tidak menghitung jumlah mereka tetapi, dalam tanda tekanan lebih lanjut dari Kongres untuk menghentikan pembebasan, menyebut tahanan yang tersisa sebagai "yang terburuk dari yang terburuk" dan menunjuk kekhawatiran bahwa para mantan tahanan Guantanamo mungkin bergabung dengan Islamic State yang merebut sebagian besar Suriah dan Irak.

"Untuk melanjutkan pembebasan ini ketika kita membuka front baru dalam perang melawan teror adalah tidak bijaksana," kata McKeon kepada Menteri Pertahanan Chuck Hagel dalam dengar pendapat 13 November. (st/Reuters


latestnews

View Full Version