View Full Version
Kamis, 27 Nov 2014

Patuh Syari'at, Muslimah Berniqab pun Berprestasi

Sahabat Voa Islam yang dimuliakan Alloh Jalla wa 'Alaa.

Sebagaimana diberitakan, dalam Nadi Shari’aty Hayaty (Forum Syari’ahku Kehidupanku), unit kegiatan mahasiswi Fakultas Syari’ah Umm Al-Qura University (UQU), Madinah, Saudi Arabia, Rabu, 4 Safar 1436 H bertepatan dengan tanggal 26 November 2014, menggelar sebuah rangkaian kegiatan bertajuk Jalan Menuju Sukses.

Kegiatan berupa talk show yang berlangsung selama dua hari ini merupakan kegiatan yang cukup menyedot perhatian masyarakat kampus putri Umm Al-Qura University.

Adalah Lina el-Qahthany, mahasiswi persiapan Fakultas Kedokteran (UQU) yang beberapa pekan terakhir ini menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Saudi Arabia.

Namanya sempat menjadi tranding topic di Twitterland dengan tagar لينا_القحطاني# . Hal ini terjadi karena prestasi Lina el-Qahthany meraih prestasi dengan penghargaan khusus dalam ajang Intel Science Competition for the Arab World (ISC Arab 2014) yang diselenggarakan di Ibukota Qatar, Doha. Kompetisi ini berlangsung dari tanggal 9-11 November 2014.

Decak kagum terhadap Lina el-Qahthany ini mengalir dari semua kalangan, bukan hanya karena penemuannya “Basmah el-Kimiyaiyah” (Sidik Kimiawi) yang dapat mengalahkan 100 peserta ISC Arab 2014 yang berasal dari delapan Negara bagian Jazirah Arabiyah, tapi juga karena keteguhannya dalam menjadikan hijab sempurnanya menghiasi dirinya.

Talk show berlangsung di Auditorium Syeikh Ibrahim el-Juvaly di gedung Ba’ lantai tiga. Acara ini dikomandoi oleh Dr. ‘Awatef Husein didamping oleh Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Afnan el-Tilmisany.

Peserta yang hadir cukup banyak, auditorium dengan kapasitas 100 orang itu membludak hingga menjadi 400 mahasiswi yang hadir. Mereka yang tidak mendapatkan tempat duduk rela duduk di lantai.

Lina El-Qahthany berkata, "Allah akan mengangkat siapapun yang berpegang teguh dengan hijabnya, karena hijab adalah kewajiban bagi kita sebagai muslimah. Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh yang mengapresiasi dan menunjukkan rasa bangganya, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita masih mendenyutkan kebaikan dengan kemuliaan ideologinya.”

“Sebagaimana saya bersyukur dengan taufiq dari Allah, saya berpegang teguh dengan perintah-Nya, ini adalah wajib bagi saya melaksanakannya. Hal ini memiliki pengaruh yang tidak kecil bagi kepercayaan diri saya; karena hal ini merupakan perintah dari Allah. Ketika diumumkan akan kemenangan saya, saya melangkah dengan penuh percaya diri dan bangga. Saya bukanlah satu-satunya yang dapat melakukan peran ini. Hijab sama sekali bukan penghambat, bahkan ia pendorong bagi perempuan untuk berprestasi dengan bebas. Inilah kebebasan perempuan yang sesungguhnya itu!” katanya.

... Hijab dan niqab yang dikenakan Lina jelas tidak menjadi penghalangnya untuk berprestasi. Kalangan kufar barat yang mengidentikkan ketaatan kepada Syari’at Islam sebagai ciri fundamentalisme dan menuduh bahwa kalangan yang mereka sebut fundamentalis sebagai has no intellectual substance, menjaditerbantahkan dengan fenomena kecil ini...

“Ketaatan kepada Allah telah menjadikan prestasi Lina el-Qahthany berkah,” ujar Dr. Afnan el Tilmisany sebelum ia membeberkan beberapa penghargaan dan apresiasi dari masyarakat Saudi Arabia.

Tersebut melalui akun twitternya, atlet dan pengusaha Yazid el-Rajhi mengicaukan bahwa 100 ribu riyal akan diberikan kepada Lina el-Qahthany untuk membiayai penelitian dan penemuan selanjutnya.

Sekedar catatan, Lina adalah seorang hafidzah (penghafal Al-Quran) yang telah menyelesaikan hafalannya di usia 12 tahun.

“Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka!” kata akhir Lina el-Qahthany saat penutupan talk show hari ini.

Hijab dan niqab yang dikenakan Lina jelas tidak menjadi penghalangnya untuk berprestasi. Kalangan kufar Barat yang mengidentikkan ketaatan kepada syari’at Islam sebagai cirri fundamentalisme dan menuduh bahwa kalangan yang mereka sebut fundamentalis sebagai has no intellectual substance, menjadi terbantahkan dengan fenomena kecil ini.

Kafir Tidak Suka Kaum Muslimin Berprestasi dan Berjihad

Berbeda dengan nasib yang dialami seorang muslimah lainnya, yakni Dr. Aafia Siddiqui yang lahir di Pakistan tapi menjadi warga Amerika. Beliau merupakan satu-satunya ilmuwan neurologi di dunia yang memiliki gelar PHD dari Universitas Harvard. Ia juga memiliki 144 sertifikat dan ijazah kehormatan dari lembaga seluruh dunia termasuk dari MIT. Disamping itu, beliau juga seorang hafidzah (penghafal) Al-Quran.

Namun oleh Amerika (FBI), beliau diculik bersama tiga orang anak kecilnya selama 5 tahun tanpa kabar berita sampai ada kesakasian dari 4 orang tahanan Bagram (Afghanistan) yang berhasil melarikan diri mengungkapkannya tentang narapidana bernomor tahanan 650 yang tidak diketahui namanya.

Mereka hanya mengetahui dia adalah seorang wanita Pakistan dan seorang ibu yang dipisahkan dari anak-anaknya dan setiap hari mereka akan mendengar wanita tersebut menjerit akibat disiksa. Semoga Alloh Azza wa Jalla segera memberi tamkin kepada Mujahidin di seluruh dunia agar mampu membebaskan kaum Muslimin yang tertindas di berbagai negeri pada hari ini. Amiin! (AF/hidayatullah/may/Voa-Islam.com)


latestnews

View Full Version