ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Empat belas faksi pejuang oposisi Suriah di Aleppo, di utara Suriah, berupaya untuk membentuk sebuah komando militer gabungan untuk mengkoordinasikan serangan terhadap pasukan rezim Bashar Al-Assad, sumber-sumber lokal oposisi mengatakan kepada Asharq Al-Awsat.
Upaya untuk menyatukan barisan pejuang oposisi di bagian timur dan utara Aleppo dimulai tiga bulan lalu dengan tujuan "mencegah rezim menerapkan pengepungan di kota itu dan menghadapi mereka dalam kerangka kerja militer terpadu dan ruang operasi bersama," kata Kepala Dewan Komando Revolusi Aleppo, Yasser Al-Najjar kepada Asharq Al-Awsat.
Hanya tujuh faksi pejuang oposisi yang telah mendukung upaya integrasi tersebut sejauh ini meskipun seruan untuk semua kekuatan lokal untuk bergabung, kata Najjar.
"Faksi-faksi ini memiliki hak untuk bergabung dan akan memiliki peran yang efektif dalam membantu kota dan mempertahankan lingkungan kita," pejabat oposisi itu menambahkan.
Aleppo, sebelumnya merupakan pusat ekonomi dan industri utama Suriah, masih terbagi antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok Islam moderat longgar yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Pasukan anti-pemerintah menguasai lebih dari 50 persen dari kota, terutama lingkungan timur dan selatan.
Kesepakatan baru itu tidak termasuk kelompok yang berafiliasi dengan Jabhat Al-Nusrah, cabang Al-Qaidah di Suriah.
Kurangnya visi yang jelas mengenai tugas dan distribusi kekuatan di Aleppo tetap menjadi salah satu hambatan utama bagi inisiatif itu untuk membentuk komando militer bersama, Najjar mengatakan kepada Asharq Al-Awsat.
Inisiatif ini adalah yang terbaru dalam serangkaian upaya untuk menyatukan barisan oposisi karena kekhawatiran yang tumbuh dari pengepungan yang diterapkan pemerintah Assad terhadap daerah-daerah yang dikuasai oposisi.
Pejabat Dewan Nasional oposisi Suriah, Hassan Al-Na'na' mengklaim bahwa sebuah pernyataan pengumuman komando militer gabungan baru Aleppo akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Dia mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa pembentukan badan militer baru ini terjadi sebagai bagian dari inisiatif yang sebelumnya diusulkan oleh sekitar 100 faksi pejuang oposisi dari seluruh negeri.
Ahrar Al-Sham, Liwa Tauhid, batalyon Nuruddin Zanki, semuanya beroperasi di bawah Front-Islam- diantara yang lain yang telah menandatangani pernyataan pengumuman komando militer gabungan Aleppo, kata Na'na.
Pejabat Dewan Nasional Suriah itu membantah bahwa kesepakatan itu terkait dengan upaya utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura untuk mengamankan gencatan senjata lokal antara pasukan oposisi dan rezim Assad, termasuk proposal khusus untuk gencatan senjata di Aleppo. (st/aa)