View Full Version
Ahad, 07 Dec 2014

Pejabat Militer Kurdi Klaim Pasukan Peshmerga Jinakkan 3000 Bom Islamic State

IRBIL, KURDISTAN IRAK (voa-islam.com) - Pasukan Peshmerga Kurdi telah menjinakkan sebanyak 3.000 bom ranjau di daerah yang mereka dibebaskan dari Islamic State (IS), seorang pejabat militer menklaim kepada Asharq Al-Awsat.

"[Peshmerga] telah menonaktifkan lebih dari 3.000 bom di garis depan, dikota dan rumah-rumah di daerah yang direbut kembali dari [IS]," klaim komandan satuan teknik Peshmerga militer Mayor Jenderal Mohamed Hussein kepada Asharq Al-Awsat.

Mujahidin Islamic State telah menempatkan jebakan di jalan-jalan dan bangunan-bangunan di daerah yang mereka kontrol sebagai strategi defensif dalam kasus mereka dipaksa untuk mundur. Taktik ini terbukti berhasil dalam membendung kemajuan pasukan Peshmerga yang tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk menangani bom yang ditanam.

"Pasukan kami bergantung pada sumber daya mereka sendiri untuk memenuhi tugas mereka," kata pejabat itu, menyoroti kurangnya peralatan untuk mendeteksi dan menjinakkan bom.

"Tujuh puluh persen dari korban perang di IS telah disebabkan oleh ledakan bom yang IS telah tanam," klaim pakar militer dan pensiunan pejabat Kurdi Salah Al-Fili kepada Asharq Al-Awsat.

"Pasukan Peshmerga tidak memiliki peralatan modern untuk mendeteksi dan membongkar ranjau dan peralatan yang kami terima dari Eropa sedikit dan tidak canggih," katanya.

Karena kurangnya peralatan, pejuang Peshmerga sering mendapati mereka terpaksa untuk memotong daerah-daerah tertentu untuk menghindari bom-bom tersebut.

"Perangkat peledak menimbulkan risiko bagi pasukan Peshmerga dan warga sipil di semua bidang yang dibebaskan dan merupakan tantangan terbesar dalam perang," direktur Badan Aksi Tambang (IKMAA) Irak Kurdistan Siraj Barzani mengatakan Asharq Al-Awsat.

"Pelatihan pasukan kami pada pembongkaran dan penjinakkan bahan peledak adalah salah satu pilar penting dari strategi Pemerintah Daerah Kurdistan dalam memerangi teror," tambah pejabat itu. (st/aa)


latestnews

View Full Version