IRAK/SURIAH (voa-islam.com) - Para mujahid yang telah bergabung dengan Islamic State di Irak dan Suriah (IS/ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan dua politisi sekuler yang menjerumuskan Tunisia ke dalam krisis di tahun 2013, seraya memperingatkan lebih banyak pembunuhan orang semacam mereka hingga hukum Islam tegak di Tunisia.
"Ya, tiran, kami orang-orang yang membunuh Chokri Belaid dan Mohammed Brahmi," Abu Muqtal, warga nasional ganda Prancis yang diburu untuk pembunuhan mereka, mengatakan dalam sebuah video yang dirilis di internet pada hari Kamis (187/12/2014).
"Kami akan datang kembali dan membunuh beberapa dari Anda. Anda tidak akan memiliki kehidupan yang tenang sampai Tunisia menerapkan hukum Islam," tambah sang mujahid, yang nama aslinya adalah Abu Bakr al-Hakim.
Abu Muqtal muncul bersama dengan tiga mujahid lainnya, mereka semua mengenakan seragam tempur dan membawa senjata, dengan spanduk jihad melambai di belakang mereka. Tidak jelas di mana video itu difilmkan, tapi Abu Muqtal mengatakan mereka berada di daerah di bawah kendali IS, yang telah menyita sejumlah bagian Suriah dan Irak.
"Pesan kami kepada para tiran dari Tunisia dan tentara mereka adalah ini - di antara kita (hanya) akan ada senjata."
Jurubicara kementerian dalam negeri Mohammed Ali Aroui menanggapi itu dengan mengatakan, "Tunisia lebih kuat dari para teroris (baca:mujahid) tersebut. Mereka tidak berarti apa-apa bagi kita."
Abu Muqtal, lahir di Paris pada tahun 1983, dianggap sebagai salah satu orang penting yang mengatur aliran pejuang asing ke Irak, di mana ia sendiri telah melakukan perjalanan untuk berjihad. Dia dipenjarakan di Prancis selama tujuh tahun pada tahun 2008, tetapi diberikan pembebasan awal pada 2011.
Pihak berwenang di Tunisia memperkirakan bahwa sebanyak 3.000 warganya telah pergi ke Irak dan Suriah untuk berjihad dengan kelompok-kelompok mujahidin, dan telah menyatakan keprihatinan bahwa beberapa akan kembali untuk melakukan serangan di dalam negeri.
Chokri Belaid tewas pada tanggal 6 Februari tahun lalu, sementara Brahmi dibunuh pada tanggal 25 Juli, dalam serangan yang sebelumnya tidak pernah diklaim, tetapi pemerintah telah menyalahkan pada kelompok jihad Ansar al-Sharia. (st/akhbar)