View Full Version
Senin, 22 Dec 2014

PM Davutoglu: Uni Eropa Lakukan Kampanye Kotor Melawan Turki

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu telah mengecam Uni Eropa (UE) atas kritik mereka untuk tindakan keras polisi baru-baru ini pada media oposisi oleh pemerintah Turki, menuduh blok tersebut memulai "kampanye kotor" melawan Turki.

"Uni Eropa bahkan membuat pernyataan pada hari libur. Dengan pernyataan ini, mereka memulai kampanye kotor menyangkut pemerintah kita, "kata Davutoglu pada kongres Partai Keadilan dan Pembangunan di ibukota, Ankara, hari Ahad (21/12/2014).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 14 Desember, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, dan Komisaris Uni Eropa untuk Kebijakan Sekitar Eropa Johannes Hahn mengatakan langkah apapun terhadap keanggotaan Turki di Uni Eropa bergantung pada "penghormatan penuh terhadap aturan hukum dan hak-hak dasar."

Penggerebekan dan penangkapan "tidak sesuai dengan kebebasan media, yang merupakan prinsip inti demokrasi," klaim keduannya.

Davutoglu mengatakan, "Dengan kampanye kotor ini, mereka melancarkan kampanye pencemaran nama baik terhadap pemerintah kita dan negara kita."

Pernyataan itu muncul sehari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji proses hukum terhadap lawan-lawannya tersebut sebagai "bersih dan sah".

"Saya telah menonton proses ini dengan cermat sebagai presiden negeri ini. Semuanya sah dan sesuai dengan prosedur .... Proses yang benar-benar gigih dan bersih yang terjadi saat ini, "kata Erdogan di kota Istanbul, hari Sabtu.

Pada tanggal 19 Desember pengadilan Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi ulama Turki yang berbasis di AS Fethullah Gulen.

Pasukan keamanan Turki menyerbu kantor jaringan TV Samanyolu dan surat kabar harian Zaman di Istanbul pada 14 Desember Kedua jaringan televisi dan surat kabar itu dikatakan dekat dengan Gulen.

Erdogan menuduh Gulen dan para pendukungnya berada di balik kebocoran secara online dan penyadapan yang mengungkapkan korupsi besar di lingkaran dalam Erdogan tahun lalu. Fethulleh Gulen sendiri telah berulang kali membantah terlibat. (st/ptv)


latestnews

View Full Version