WASHINGTON (voa-islam.com) - Amerika Serikat telah bekerja sama dengan India, Inggris dan mitra lainnya untuk mencegah serangan semacam di Mumbai, kata Departemen Luar Negeri AS.
Pada hari Senin (22/12/2014), The New York Times melaporkan bahwa serangan mujahidn di Mumbai tahun 2008, yang menewaskan 188 orang, bisa dicegah jika ada koordinasi yang lebih baik antara badan-badan intelijen India, Inggris dan Amerika.
"Selama enam tahun terakhir, komunitas intelijen di sini, di Amerika Serikat telah bekerja dengan semua mitra kami untuk memastikan kami posisi terbaik untuk menghentikan serangan seperti Mumbai sebelum mereka pernah terjadi lagi," kata juru bicara Deputi Departemen Luar Negeri AS Marie Harf kepada wartawan di Washington.
Pejabat itu, bagaimanapun, mencatat bahwa itu selalu menantang untuk mengumpulkan semua potongan puzzle dari berbagai instansi dan menggambarkan gambaran yang komprehensif.
Dia menunjukkan bahwa setelah serangan Mumbai, badan-badan AS, Inggris dan India dan mitra mereka telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mencegah serangan-serangan semacam ini.
Serangan mujahidin di Mumbai 2008
Serangan mujahidin di Mumbai November 2008 merupakan rangkaian serangan jihad terkoordinasi yang terjadi serentak di sejumlah tempat di sekitar kota Mumbai, ibukota finansial dan kota terbesar di India, pada 26 November 2008 yang berlanjut sampai dengan 29 November.
Sekurang-kurangnya 188 orang[4], termasuk sekurang-kurangnya 22 warga asing, dipastikan menjadi korban, sementara sekitar 370 orang cedera.
Para pelaku melakukan serangkaian penembakan, peledakan, dan penyanderaan. Serangan-serangan tersebut terjadi di stasiun kereta api Chhatrapati Shivaji Terminus (CST) yang ramai; dua hotel lima bintang yaitu Oberoi/Trident dan Taj Mahal Palace; Kafe Leopold, sebuah restoran yang terkenal di kalangan turis; Rumah Sakit Cama; gedung pusat komunitas Yahudi Mumbai Chabad House; dan kantor polisi.
Sebuah kelompok yang menamakan dirinya "Deccan Mujahidin" mengaku bertanggung jawab melalui surat elektronik yang dikirimkan ke beberapa media. Namun, tidak lama kemudian Mohammad Ajmal Amir Kasab, satu-satunya mujahidin pelaku serangan yang saat itu ditangkap hidup-hidup dan kini telah dieksekusi, mengaku mereka merupakan anggota "Lashkar-e-Taiba" yang berbasis di Pakistan dan aktif memerangi pasukan keamanan India di Kashmir. (st/dawn)