LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Pemerintah Inggris gelontorkan dana tambahan sebesar 100 juta Euro yang dialokasikan untuk dinas keamanan di Inggris untuk memantau para mujahidin yang pulang dari Suriah dan Irak, kata seorang pejabat senior Inggris.
"Dalam beberapa pekan terakhir kami telah menempatkan uang tambahan - lebih dari £ 100 juta - untuk secara khusus memantau orang-orang yang akan pergi ke konflik di Suriah dan Irak" dan kemudian kembali ke Inggris, Menteri Keuangan Britania Raya George Osborne mengatakan kepada BBC yang dikelola negara pada hari Jum'at (9/1/2014).
"Kami telah menempatkan sejumlah besar perencanaan dan usaha, dari polisi, dari jasa keamanan, dari pemerintah, dalam mengantisipasi apa yang mungkin terjadi," tambah Osborne.
Dia juga memperingatkan kesenjangan meningkat antara "ancaman yang semakin menantang" dari serangan teroris (baca;mujahidin) dan "penurunan ketersediaan kemampuan" untuk menangani mereka.
Pernyataan itu disampaikan menyusul serangkaian serangan mujahidin di Prancis, yang dimulai dengan serangan di kantor majalah satir penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo di Paris hari Rabu yang menewaskan 12 orang, termasuk seorang penghina Nabi paling diburu mujahidin, Stepahane Carbonier.
Sebelumnya kepala badan mata-mata domestik Inggris M15 memperingatkan pada Kamis bahwa mujahidin di Suriah berencana melakukan serangan yang mengakibatkan korban masal" di Baratdan bahwa badan-badan intelijen tidak memiliki kekuatan untuk mencegah serangan-serangan tersebut.
"Kita tahu...bahwa sebuah kelompok inti teroris (baca;mujahid) Al-Qaidah di Suriah sedang berencana melakukan serangan korban masal terhadap Barat," kata kepala M15 Andrew Parker kepada para wartawan di London sehari setelah serangan mujahidin di Paris yang menewaskan 12 orang.
"Meskipun kami dan mitra kami mencoba yang terbaik, kita tahu bahwa kita tidak bisa berharap untuk menghentikan semuanya," tambahnya.
Parker mengatakan bahwa para mujahid yang kembali ke Barat dari perang saudara di Suriah berbahaya dengan membawa sebuah "ideologi bengkok" yang dapat menyebabkan mereka untuk melakukan serangan di landmark terkenal di negara mereka. (st/ptv)