PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Prancis mengerahkan 15.000 polisi dan pasukan keamanan untuk meningkatkan keamanan di sekitar situs-situs "sensitif" dan sekolah Yahudi di negara itu, setelah serangan mujahidin di kantor koran penghina Nabi Muhammad Shalallahu 'Aaihi Wa Sallam, Charlie Hebdo dan sebuah supermaket Kohser Yahudi yang menewaskan 17 orang, kata pihak berwenang hari Senin (12/1/2015).
Menteri Pertahanan Jean - Yves Le Drian mengatakan 10.000 tentara akan dipanggil sejak Selasa untuk melindungi "situs sensitif di seluruh negeri mulai besok [Selasa] malam," mengingat "skala ancaman" di Perancis.
Penyebaran pasukan yang akan datang di atas 5.000 polisi dan pasukan keamanan yang sudah dikerahkan hari Senin untuk melindungi sekitar 717 sekolah dan situs Yahudi di negara itu.
Le Drian meluncurkan langkah-langkah baru setelah panggilan pertemuan darurat oleh Presiden Francois Hollande ketika perhatian beralih untuk mencegah terulangnya serangan paling berdarah di Prancis dalam setengah abad.
"Ini adalah pertama kalinya bahwa pasukan kami telah dimobilisasi sedemikian rupa di tanah kami sendiri," kata menteri pertahanan tersebut, menambahkan bahwa ia akan memilih untuk tidak memasukkan daftar tempat-tempat yang dianggap sensitif itu. (st/tds)