ROHINGYA (voa-islam.com) - Sumber terpercaya memberikan keterangan kepada Rohingya Vision bahwa dokter dan perawat ekstrimis Budha membunuh Muslimah Rohingya saat menjalani proses melahirkan di rumah sakit umum Sittwe pada tanggal 7 Januari 2015.
Korban tersebut bernama Salimah binti Yahya umur 28 tahun. Korban meninggalkan tiga anak. Salimah berasal dari desa Paikhtay.
Kronologis pembunuhan tersebut berawal ketika Salimah mengalami rasa nyeri selama empat hari. Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Umum Sittwe dengan harapan rasa sakit tersebut segera hilang atau akan melahirkan. Suaminya Mohammad Twarship dan bibi Maryam menemaninya untuk menjaganya selama perawatan di rumah sakit.
Salimaha masuk rumah sakit pukul 16.00. Namun final rumah sakit memaksa suaminya untuk pulang dengan alasan keberadaan suaminya tidak dibutuhkan untuk menjaganya. Sehingga yang menjaga hanya bibinya saja. Namun anehnya pukul 10.00 malam hari yang sama salah satu keluarganya yang berada di aturan Para di Akyab mendapatkan informasi bahwa Salimah dan Bayi yang baru saja dilahirkan meninggal dunia.
Keanehan semakin nyata ketika rumah sakit menyerahkan korban kepada keluarga almarhum yang berada di aturan Fara. Lalu dimakamkan di Furan Fara. Keluarga Salimah (almarhumah) orang tua, suami dan ketiga anaknya ingin pergi untuk menyaksikan pemakaman Salimah. Namun Pemerintah setempat tidak mengizinkannya.
Keluarga semakin khawatir karena bibi Maryam yang menjaga Salimah di rumah sakit umum di tahan. Setelah di konfirmasi, Pemerintah setempat beralasan bibi Maryam akan dikembalikan ke desa asalnya Paikhtay Kyauktaw. Namun sampai berita ini dirilis bibi Maryam belum dibebaskan tanpa penjelasan.
Laporan dari keluarga yang memakamkan Salimah (almarhum) bahwa jenazah Salimah dalam LAM keadaan yang memprihatinkan. Karena disekujur tubuh didapati memar dan bekas luka yang dimungkinkan itu akibat dari pemukulan dan penyiksaan.
Kejadian kematian tidak wajar atas pasien rumah sakit bukanlah kejadian yang pertama. Ekstrimis Buda yang menjadi tenaga perawat maupun dokter telah membunuh pasien Rohingya. Pembunuhan pasien Rohingya telah terjadi berkali-kali sebelumnya. [AbuAzka/voa-islam.com]
image: ilustrasi/blog.pesantrenmedia.com