PERANCIS (voa-islam.com) - Di saat Masjidil Aqso masih mencekam, umat Islam dipersulit untuk sholat di dalamnya, karena ulah kedholiman si kafir negara lsrael, serta rakyat Palestina yang terus berjuang mempertahankan aqidah Islam dan bumi Islam di Gaza hingga menorehkan kesyahidan, Presiden Mahmud Abbas malah bergandeng mesra dengan Perdana Menteri Israel NetaYahu, Senin (12/1/2015).
Sikap Mahmud Abbas itu membuat rakyat Palestina marah, dan merasa dikhianati. Pasalnya, sikap saling mendukung aksi perdamaian di Perancis adalah bukti sikap perlawanan terhadap Islam. Bukankah mereka mengecam seseorang yang telah membunuh wartawan kafir si pembuat kartun Nabi?.
Tentu saja ini cermin kefatalan Mahmud Abbas sebagai Presiden Palestina. Seharusnya dia mendukung aksi yang telah dilancarkan oleh pelaku yang kini telah syahid (insyaAllah), karena membunuh orang yang menghina Nabi adalah kewajiban.
Bahkan seorang netizen mengatakan Romi Abdo seorang aktivis kemanusiaan mengupload gambar Presiden Prancis yang bergandengan tangan bersama Netanyahu dan Abbas di sebelah kiri. Kemudian menuliskan kata, di sebelah kanan Presiden Perancis, pembantai anak-anak (Netanyahu dan sebelah kirinya Thagut penjual bangsa yaitu, Mahmud Abbas).
Padahal pada saat yang sama, Gaza masih menderita. Kurang lebih 2200 rakyat Palestina gugur syahid, 11 ribu lainya hingga kini masih luka-luka akibat keganasasan Israel dalam agresi 51 hari kemarin. Tapi tak terlihat sedikitpun dari Abbas rasa duka, solidaritas, walau seruan dari berbagai pihak memintanya untuk mengunjungi Gaza.
Inilah bukti kematian hati nurani dan keimanan di saat tahta telah bersemanyam di hati seseorang. [pp/syahid/protonema/voa-islam.com)