View Full Version
Senin, 26 Jan 2015

37 Pasukan Khusus Polisi Filipina Tewas dalam Kontak Senjata dengan Mujahidin BIFF dan Anggota MILF

MAGUINDANAO, FILIPINA (voa-islam.com) - Sebanyak 37 pasukan komando polisi Filipina dilaporkan tewas dalam bentrokan sengit dengan mujahidin Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) dan anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di Filipina selatan pada hari Ahad (25/1/2015).

Pasukan Komando Aksi Khusus Kepolisian Filipina (SAF) dikatakan tengah mengejar individu "bernilai tinggi" yang diduga sebagai Zulkifli bin Hir alias Marwan, seorang mujahid asal Malaysia anggota BIFF, di desa pedalaman Tukanalipao di kota Mamasapano Maguindanao ketika mereka kemudian salah merobos ke dalam basis Basis Komando 105 MILF sebelum fajar sehingga memicu baku tembak selama berjam-jam.

Laporan intelijen mengatakan sebanyak 37 pasukan komando diperkirakan tewas dalam pertempuran itu, namun tubuh mereka belum ditemukan akibat bentrokan sporadis. Jumlah korban bisa lebih tinggi.

Polisi mengirim lebih banyak bala bantuan untuk menyelamatkan pasukan komando, tetapi kemudian disergap oleh Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) dekat desa. Empat pejuang BIFF, salah satunya adalah Marwan, dilaporkan gugur dalam bentrokan tersebut.

Pasukan tentara dikirim ke daerah itu setelah polisi meminta bantuan dari militer untuk mengambil mayat-mayat pasukan komando polisi yang  terbunuh.

Polisi dan pejabat militer tidak segera tersedia untuk memberikan pernyataan, tapi MILF, yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Manila tahun lalu, telah mengkonfirmasi bentrokan dan menyalahkan polisi atas kekerasan tersebut.

"Ada bentrokan sengit. Polisi menyerang MILF pada pukul dua dini hari, dan pasukan kami harus membela diri untuk menyelamatkan nyawa mereka, "kata Wakil Ketua MILF dan kepala utama perunding perdamaian, Mohagher Iqbal kepada The Manila Times.

Iqbal mengatakan polisi tidak berkoordinasi dengan MILF saat meluncurkan yang disebut operasi penegakan hukum (baca:penangkapan atas Zulkifli) di kota itu. "Tidak ada koordinasi terlebih dahulu dengan kami dan polisi begitu saja meluncurkan operasi," katanya.

Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Darat Filipina juga tidak diberitahu tentang operasi polisi dan menyadarinya sampai tentara melaporkan bentrokan hebat sebelum pagi hari dan pertempuran berlangsung sampai sore.

The Inquire mengutip seorang komandan lapangan MILF, Von Al Haq, mengatakan bahwa delapan anggota SAF dan Group Reserse Kriminal dan Deteksi PNP (Polisi Nasional Filipina) ditawan oleh BIFF.

Al Haq mengatakan kepada bahwa SAF akan melakukan penangkapan terhadap mujahid asal Malaysia Zulkifli bin Hir, juga dikenal sebagai Marwan, ketika kelompok bertemu dan bentrok dengan pejuang BIFF bawah Komandan Guiawan di Tukanalipao.

"Mereka juga Basit Usman," kata Al Haq. Usman dan Marwan adalah ahli bom dari kelompok Jemaah Islamiyah yang berbasis di Indonesia.

"Mereka terjebak dan mungkin sudah kehabisan peluru saat baku tembak sengit," kata satu sumber polisi. Dia menambahkan bahwa Marwan juga gugur bersama beberapa anggota BIFF.

Sementara itu Abu Misri Mama, juru bicara BIFF, mengatakan bahwa baku tembak dimulai setelah SAF mencoba untuk mencari Marwan di daerah itu dan kemudian bentrok dengan Komando Basis 105 MILF.

Kepala Marwan dihargai US $ 5 juta (-+Rp.63 miliar) oleh AS karena aksi jihadnya. Ini menempatkanya sebagai salah seorang paling dicari dalam daftar FBI.

Mama mengatakan Brigade 1 BIFF mencegat bantuan dari militer pada sekitar pukul 09:00 pagi.

BIFF merebut setidaknya 10 senapan, kata Mama.

"Kami terkejut ketika SAF menyerang Pangkalan Komando 105 dari MILF karena ada pembicaraan damai yang sedang berlangsung antara mereka dengan pemerintah," kata Mama.

"Baku tembak itu sudah mereda tetapi SAF dan militer sudah dikepung oleh MILF dan BIFF," katanya.

Kemudian pada hari itu, Al Haq menegaskan bentrokan antara pasukan polisi dan pejuang MILF, mengatakan tidak ada koordinasi yang dilakukan dengan MILF untuk operasi penegakan hukum tersebut.

"Karena itu, SAF telah menerobos dan bentrok dengan Komando Pangkalan-105 yang mengakibatkan setidaknya 30 korban," kata Al Haq.

MILF menderita lima korban, tambahnya.

"Komite Koordinasi Penghentian Permusuhan memfasilitasi permintaan Polisi Nasional Filipina (PNP) untuk mengambil korban mereka tapi sayangnya banyak yang tidak mampu bertahan karena mereka tidak dievakuasi segera. Mudah-mudahan, semua mayat akan diambil, "kata Al Haq.

Dia mengatakan kelompok SAF yang berpartisipasi dalam operasi itu awalnya tidak ditugaskan ke daerah tersebut, karena mereka berasal dari Kota General Santos.

"Mereka semua baru ke daerah itu dan tahu sedikit tentang daerah itu," kata Al Haq.

Dia mengatakan kemungkinan bahwa harga $ 5 juta untuk kepala Marwan adalah alasan PNP untuk melewati koordinasi dengan Pasukan Militer Filipina (AFP) dan MILF. (st/inquier)


latestnews

View Full Version