View Full Version
Kamis, 26 Feb 2015

HRW: Bashar Al-Assad adalah Seorang Pembohong

ISTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Organisasi Pengawas Hak-hak Asasi Manusia (HRW) mengatakan bahwa rezim Suriah adalah partai utama yang harus disalahkan untuk tingginya jumlah korban konflik di negara itu, dan serangan terhadap kota-kota adalah alasan utama untuk situasi kemanusiaan yang memburuk.

Wakil Presiden HRW di Timur Tengah dan Afrika Utara, Nadim Houri, mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan pemerintah Suriah telah membom lebih dari 1500 lokasi di Suriah selama empat tahun terakhir.

Sebuah laporan yang menjelaskan fakta-fakta ini diterbitkan menyusul komentar Houri.

Organisasi itu mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad "berbohong" dalam laporan baru-baru ini yang dibuat dalam sebuah wawancara dengan BBC dua pekan lalu, ketika ia membantah pemerintahnya menggunakan bom barel dalam perang melawan pejuang oposisi.

"Kita tahu bahwa ia hanya berbohong," kata kepala HRW di Departemen PBB, Philip Pouloben.

Laporan ini mendokumentasikan 450 lokasi yang telah terkena bom barel di Suriah selatan, sebagian besar terpusat di sepuluh kota dan desa provinsi Daraa, sementara ratusan situs lain diidentifikasi di provinsi Aleppo, Suriah utara.

Menurut laporan baru HRW tersebut, lokasi itu diidentifikasi melalui citra satelit dan potongan-potongan gambar yang disiarkan oleh aktivis Suriah.

Berbicara kepada ARA News, Baraa Khalil, pekerja bantuan di kota Aleppo, mengatakan bahwa langkah pemboman masih tinggi di sebagian besar daerah di mana bentrokan berlanjut di sekitar kota, menunjukkan bahwa mereka mendokumentasikan puluhan serangan angkatan udara dalam sehari.

"Pasukan militer pro-Assad masih menggunakan bom barel dan tembakan meriam sistematis, dan persentase terbesar dari para korban serangan ini adalah warga sipil," tambah Khalil.

Yang perlu diperhatikan, banyak organisasi internasional menuntut menyampaikan fakta-fakta ini ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC), namun langkah ini selalu mengalami defisit Dewan Keamanan PBB untuk keputusan yang mengikat dalam hal ini karena Rusia dan China, yang merupakan sekutu Bashar Al-Assad dan anggota tetap Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, selalu menghalangi rencana tersebut. (an/ara)


latestnews

View Full Version