View Full Version
Kamis, 26 Feb 2015

Warga Australia yang Bergabung dengan Kurdi Tewas dalam Serangan Mujahidin IS di Hasakah

HASAKAH, SURIAH (voa-islam.com) Seorang warga Australia yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung Kurdi melawan mujahidin telah tewas, sebuah kelompok monitor, mengatakan pada hari Rabu (25/2/2015), menambahkan bahwa ia adalah orang Barat pertama yang mati berjuang bersama Kurdi. 

"Seorang pria Australia tewas dalam serangan pada hari Selasa oleh Daulah Islam (IS/ISIS) terhadap posisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dekat Tal Hamis di provinsi Hasakeh," kata direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) Rami Abdel Rahman. 

Observatorium telah melaporkan kematian itu pada Selasa, tapi tidak dapat mengkonfirmasi kewarganegaraannya sampai Rabu.

"Puluhan orang Barat telah bergabung dalam jajaran YPG. Ada orang asing yang berjuang di semua pihak yang berperang di Suriah," kata Abdel Rahman. 

"Mereka relawan, mereka tidak dibayar apa-apa," katanya kepada Agence France-Presse. 

"YPG tidak aktif merekrut orang asing, tetapi orang-orang dari negara-negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Australia, Belanda, Austria dan Prancis telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan barisan mereka," katanya.

Beberapa dari mereka memiliki pengalaman tempur sebelumnya karena mereka telah bertugas di tentara. 

Pada jajaran mujahidin, Australia mengungkapkan pada bulan Desember bahwa 20 warganya yang telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung IS telah gugur. 

Australia juga menuduh para mujahidin menggunakan pejuang asing sebagai "umpan meriam, bom jibaku dan "alat propaganda." 

Kurdi memerangi IS di berbagai front, dengan dukungan dari koalisi pimpinan AS yang melancarkan serangan terhadap posisi-posisi mujahidin pada bulan Agustus, dan Suriah pada bulan September. 

Orang-orang Kristen Barat juga telah melakukan perjalanan ke Irak untuk bergabung dengan kelompok "Tentara Salib" memerangi IS, seperti Dwekh Nawsha, yang namanya dalam bahasa Assyria berarti pengorbanan diri. Kelompok ini dibentuk setelah IS melancarkan serangan besar di sekitar wilayah Mosul Irak pada Juni lalu dalam serangan kilat yang menyebabkan jatuhnya kota kedua terbesar di Irak tersebut ke tangan IS hingga kini. (st/AFP)


latestnews

View Full Version