View Full Version
Jum'at, 20 Mar 2015

Serangan Pembom Jibaku Taliban Tewaskan Kepala Polisi Sangat Kuat Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Serangan pembom jibaku Taliban yang menyamar mengenakan burqa menewaskan seorang kepala polisi provinsi sangat kuat dan kaya di Afghanistan.

Serangan hari Rabu (18/3/2015) menewaskan kapala polisi provinsi Uruzgan, Matiullah Khan, yang berkerja sangat erat dengan pasukan NATO selama misi tempur mereka melawan mujahidin, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan pada hari Kamis.

Kelompok pejuang Taliban, melalui juru bicaranya menyatakan mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut, mengatakan mereka memancing Matiullah Khan ke Kabul dan berhasil membunuhnya sekitar pukul 8:30 malam ketika dia meninggalkan hotel.

Dost Mohammad Nayab, seorang juru bicara bagi gubernur Uruzgan, mengumumkan bahwa kemarin malam, Matiullah Khan telah menjadi target serangan seorang pembom jibaku di kabul dan langsung tewas.

"Dia meninggalkan hotel tengah malam bersama teman-temannya ketika seorang pembom jibaku menyerang dan menewaskannya," kata Nayab.

Jenderal Farid Afzali, kepala polisi kriminal di Kabul juga mengkonfirmasi serangan tersebut.

Menurut para pejabat Afghanistan, tidak ada warga sipil yang menjadi korban tewas atau terluka dalam serangan itu.

Berkuasa dan kaya

Seorang mantan sopir taksi yang buta huruf, Matiullah Khan secara luas dianggap sebagai lebih kuat dari gubernur provinsi dan komandan militer tertinggi.

Dia anggota jenis tertentu orang kuat Afghanistan yang disukai oleh pasukan internasional karena kemampuannya untuk menindak mujahidin dan dibayar mahal untuk usahanya.

Otoritas Matiullah didorong terutama oleh uang pajak Australia. Dia melakukan itu sebagian besar sebelum diangkat sebagai kepala polisi dengan mengerahkan milisi pribadinya di sepanjang jalan raya dari Tarin Kot ke Kandahar, mengamankan bagian untuk konvoi NATO. Sebagai kepala polisi, ia sebagian besar berhasil menjaga perdamaian di provinsi yang secara tradisional menjadi basis Taliban.

Matiullah seorang "penyedia keamanan", efektif ketika para diplomat Barat memilihnya. Tapi dengan reputasi untuk kebrutalannya, dia juga seorang tokoh kontroversial.

Ketika Tim Rekonstruksi Provinsi NATO di Uruzgan dipimpin tentara Belanda, mereka menolak untuk bekerja sama dengan dia, mengutip masalah hak asasi manusia. Namun, Angkatan Pertahanan Australia, yang mengambil alih pada tahun 2010, membantu mendorong dia ke kekuasaan dan berhasil, meskipun awalnya diprotes AS, untuk mendapatkan posisi kepala polisi. Matiullah dikatakan telah menerima uang lebih dari 45 juta USD dari pemerintah Australia, menjadikannya sebagai kepala polisi terkaya di negara itu. (st/pajhwok,guardian)


latestnews

View Full Version