View Full Version
Rabu, 25 Mar 2015

Diskriminasi dan Marjinalisasi Alasan Muslim Inggris Pergi Berjihad ke Irak dan Suriah

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Diskriminasi dan marjinalisasi yang dihadapi oleh umat Islam di Inggris dan kebijakan luar negeri negara itu terhadap Timur Tengah adalah salah satu alasan mengapa warga Muslim Inggris menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Daulah Islam (IS/ISIS), komentator mengatakan.

Ahmed Versi, editor The Muslim News yang berbasis di Inggris, mengatakan, ada beberapa alasan mengapa warga Inggris ingin bergabung Daesh, singkatan bahasa Arab untuk Daulah Islam Irak dan Sham.

Dia mengatakan aliran konstan gambar dan foto yang menunjukkan pembantaian orang-orang oleh pemerintah Suriah dapat mempengaruhi keputusan masyarakat untuk pergi ke negara itu, sementara menyeberang ke Suriah untuk melawan pemerintah Suriah tidak ilegal pada awal krisis Suriah - dan Pemerintah Inggris saat itu telah mendukung lawan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

"Banyak anak muda meninggalkan negara itu mengkritik pemerintah (Inggris), yang tidak memiliki kebijakan luar negeri yang aktif," kata Versi kepada Anadolu Agency, menambahkan bahwa sikap seperti itu bisa mendorong mereka pergi untuk bergabung dalam perang di Suriah atau Irak.

'Hilang kepercayaan'

Mengingat kembali pemboman Zionis Israel di Gaza pada musim panas lalu yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina, Versi mengatakan banyak pemuda percaya pemerintah Inggris telah tetap diam terhadap pembantaian  Muslim disana dan tidak menunjukkan kepedulian.

Versi mengatakan banyak dari mereka yang meninggalkan Inggris tidak percaya laporan media yang berkaitan dengan Daesh.

Dia menambahkan: "Banyak anak muda telah kehilangan kepercayaan pada media."

Dia juga mengatakan Islamophobia di Inggris, diskriminasi dan cara media menggambarkan mereka adalah alasan lain mengapa para pemuda Muslim merasa tidak puas atau marah.

"Bahkan pemerintah menantang loyalitas Muslim, menanyakan apakah mereka cukup Inggris, dan mereka tidak merasa menjadi bagian dari masyarakat Inggris," kata Versi.

Muslim harus dilihat sebagai bagian dari masyarakat Inggris dan tidak dalam kerangka keamanan dan terorisme, katanya.

Jutaan pengungsi

Pemerintah Inggris memperkirakan hingga 600 orang telah meninggalkan Inggris untuk pergi ke Suriah dan Irak.

Lebih dari 200 orang ditangkap tahun lalu atas tuduhan terorisme, menurut polisi Inggris.

Wakil Perdana Menteri Inggris John Prescott menulis dalam sebuah artikel di surat kabar Inggris The Mirror pada 21 Maret bahwa sudah waktunya bagi Inggris untuk menghadapi realitas tentang warga negara Inggris yang bergabung dengan IS.

Dia menambahkan: "Kami telah memainkan bagian besar dalam membuat mereka ingin meninggalkan Inggris dan mengangkat senjata di negeri asing."

Prescott mengatakan dia juga bisa menjadi radikal jika ia adalah seorang pemuda Muslim yang menonton pembantaian Gaza, pengungsian jutaan warga Suriah dan pembunuhan keluarga tidak bersalah karena dicurigai sebagai teroris.

Menyinggung tentang tiga remaja laki-laki Inggris yang ditangkap di Turki dan diserahkan kepada Inggris, Prescott mengatakan, bukan menuduh atau menghakimi mereka, mereka (pemerintah Inggris) harus bertanya mengapa para pemuda itu merasa termotivasi untuk pergi ke Timur Tengah, yang katanya mengandung "Konflik yang berbahaya". (an/aa)


latestnews

View Full Version