RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Dua petugas polisi Saudi terluka dalam penembakan di Riyadh hari Ahad (29/3/2015), kata seorang jurubicara, beberapa hari setelah Kerajaan memperkuat langkah-langkah keamanan yang mengarah pada serangan udara Yaman.
"Patroli keamanan menjalankan tugasnya di Riyadh ketika mendapat serangan dari sebuah kendaraan yang tidak diketahui" dalam serangan yang "menyebabkan dua polisi terluka," kata sang juru bicara dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada kantor berita resmi SPA.
Keduanya dirawat di rumah sakit dan "situasi kesehatan mereka stabil," kata pernyataan itu. Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut, tambahnya.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Nayef memerintahkan langkah-langkah keamanan diperkuat di sepanjang perbatasan dan di seluruh kerajaan, katika Riyadh memimpin serangan udara terhadap pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran di negara tetangga Yaman.
Nayef pada hari Kamis memerintahkan "penguatan semua langkah-langkah keamanan di sepanjang perbatasan kerajaan dan di seluruh fasilitas umum, minyak dan industri," hanya beberapa jam setelah eksportir minyak utama dunia itu meluncurkan serangan di Yaman.
Kerajaan yang didominasi Sunni itu juga merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS terhadap kelompok mujahidin di Irak dan Suriah.
Pada bulan Januari, tiga penjaga perbatasan, termasuk seorang jenderal, tewas di daerah gurun utara dari Arar, selama pertempuran dengan warga Arab Saudi yang menyusup dari sisi Irak. Tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pasukan keamanan Saudi juga kadang-kadang mendapatkan serangan dari lawan mereka di Provinsi Timur negara itu berpopulasi Syi'ah. Namun serangan terhadap polisi jarang terjadi di ibukota.
Warga Barat telah diserang di Arab Saudi sebanyak empat kali sejak Oktober, termasuk penembakan mirip dengan serangan hari Ahad yang melukai seorang warga nasional Denmark di Riyadh pada 22 November. Pihak berwenang kemudian menangkap tiga tersangka pendukung IS yang dituduh terlibat dalam peristiwa itu. (st/nahar)