View Full Version
Jum'at, 03 Apr 2015

PBB: Irak dan Suriah 'Sekolah Internasional Tingkat Akhir' Bagi Para Jihadis

NEW YORK (voa-islam.com) - Irak dan Suriah telah menjadi "sekolah internasional tingkat akhir" untuk para jihadis menurut laporan PBB yang mengatakan bahwa jumlah mujahidin asing yang bergabung dengan kelompok-kelompok jihad telah melonjak ke lebih dari 25.000 orang dari lebih dari 100 negara.

Panel ahli pemantau sanksi PBB terhadap Al-Qaidah memperkirakan jumlah jihadis di luar negeri di seluruh dunia meningkat sebesar 71% antara pertengahan 2014 hingga Maret 2015.

Dikatakan skala masalah telah meningkat selama tiga tahun terakhir dan aliran pejuang asing "lebih tinggi daripada yang pernah ada secara historis".

Jumlah keseluruhan jihadis asing "meningkat tajam dari beberapa ribu ... satu dekade yang lalu menjadi lebih dari 25.000 hari ini," kata panel dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB, yang diperoleh Associated Press.

Laporan itu mengatakan hanya dari dua negara itu saja telah menarik lebih dari 20.000 jihadis asing: Suriah dan Irak. Mereka pergi untuk berjihad terutama untuk kelompok Negara Islam tetapi juga Jabhat Al-Nusrah.

Ke depan, panel itu mengatakan ribuan pejuang asing yang melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak tinggal dan bekerja dalam sebuah sekolah tingkat akhir internasional sesungguhnya untuk para jihadis", sebagaimana yang terjadi di Afghanistan pada era 1990-an.

Kekalahan militer dari kelompok Daulah Islam di Suriah dan Irak bisa memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dari hamburan jihadis asing di seluruh dunia, kata panel tersebut. Dan sementara pemerintah berfokus pada melawan ancaman dari pejuang yang kembali, panel mengatakan hal itu mungkin bahwa beberapa dari mereka bisa jadi trauma dengan apa yang mereka lihat dan membutuhkan bantuan psikologis, dan yang lain dapat direkrut oleh jaringan kriminal.

Selain Suriah dan Irak, kata laporan itu pasukan keamanan Afghanistan memperkirakan di bulan Maret bahwa sekitar 6.500 mujahidin asing yang aktif di negara itu. Dan mengatakan ratusan orang asing bertempur di Yaman, Libya dan Pakistan, sekitar 100 di Somalia, dan lain-lain di negara-negara Sahel di Afrika utara, dan di Filipina.

Jumlah negara asal para jihadis itu juga telah meningkat secara dramatis dari sebuah kelompok kecil pada 1990-an menjadi lebih dari 100 hari ini- dimana jumlah itu lebih dari separuh negara di dunia - termasuk beberapa negara yang tidak pernah memiliki hubungan sebelumnya dengan kelompok yang terkait dengan Al-Qaidah, kata panel tersebut.

Panel ini mengutip "tingginya jumlah" pejuang asing dari Tunisia, Maroko, Prancis dan Rusia, peningkatan pejuang dari Maladewa, Finlandia dan Trinidad dan Tobago, dan pejuang pertama dari beberapa negara di sub-Sahara Afrika yang tidak disebutkan namanya. Kelompok tersebut juga telah menemukan rekrutmen dari Inggris dan Australia.

Panel itu mengatakan para pejuang tersebut dan jaringan mereka menampakkan "ancaman jangka menengah dan panjang" dan "masalah keamanan global yang mendesak" yang harus ditangani di berbagai bidang dan tidak ada solusi yang mudah. (st/guardian)


latestnews

View Full Version