View Full Version
Senin, 06 Apr 2015

Analis: Iran Penyebab Utama Ketidakstabilan dan Penghasutan di Timur Tengah

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Iran tetap menjadi penyebab utama ketidakstabilan dan penghasutan di wilayah tersebut, analis politik dan strategi mengatakan kepada media lokal.

Menurut mereka, Iran telah aktif mengekspor revolusi Syi'ah mereka sejak 1979. Negara Syi'ah itu telah membuat wakil-wakil dalam berbagai bidang di setiap negara Muslim Sunni.

Meskipun upaya dan usaha oleh negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk hidup berdampingan dengan Iran, belakangan mereka terus berperang secara terbuka dan rahasia dan terus-menerus ikut campur dalam urusan internal negara-negara Arab, seperti Yaman, Irak dan Suriah.

Iran bercita-cita menjadi negara adidaya tapi pandangan yang sempit dan agenda sektarian tidak akan membantu mencapai tujuan itu, kata para ahli.

"Sejak Komeini berkuasa, Iran telah merencanakan untuk mengekspor recolusi (gaya-Iran) dengan membentuk milisi-milisi (Syi'ah) di negara-negara Arab dan Muslim dengan maksud untuk mengembalikan Kekaisaran Persia yang hilang," kata Anwar Ishqi, kepala Pusat Kajian Strategis dan Hukum untuk Timur Tengah yang berbasis di Jeddah.

"Iran percaya bahwa rencana ini tidak dapat dicapai kecuali mereka mencapai lepas pantai Mediterania dan memiliki kontrol atas Selat Bab Al-Mandab," katanya sebagaimana dilansir Arab News, Ahad (5/4/2015).

"Mereka telah berusaha untuk mengacaukan situasi di Timur Tengah dan secara praktis berhasil di Suriah, Libanon, Yaman dan Irak," katanya. "Bagaimanapun, ekspansi Iran telah dimasukkan ke dalam centang oleh kebijakan ketat yang diterapkan oleh negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Yordania, Maroko, Sudan dan negara-negara GCC lainnya."

Abdullah Al-Luhaidan, profesor ilmu politik di King Saud University, mengatakan tidak ada keraguan tentang keterlibatan Iran dalam ketidakstabilan saat ini di wilayah tersebut.

"Iran berhasil membuat wakil di setiap negara Muslim (Sunni) melalui penyediaan dana dan dukungan media untuk penyebaran Syi'ah, diikuti oleh kegiatan politik ketika mereka memiliki jumlah yang cukup," katanya. "Iran menciptakan sekutu di negara tertentu dan kemudian memupuk para wartawan untuk memajukan sebab jahat mereka. Hal ini terlihat jelas di Libanon, melalui Hizbullah (baca;Hizbullat), dan di Irak." (st/an)


latestnews

View Full Version