View Full Version
Ahad, 10 May 2015

Jejaring Sosial Salah Satu 'Biang Kerok' Tingginya Perceraian di Arab Saudi

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Jejaring media sosial termasuk Facebook dan WhatsApp memainkan peran besar dalam meningkatkan jumlah kasus perceraian di Arab Saudi, Arab News melaporkan hari Sabtu (9/5/2015).

Menurut satu laporan, lebih dari 30.000 perceraian berlangsung di Kerajaan tersebut setiap tahun dan 82 setiap hari.

Departemen Kehakiman melaporkan 33.954 kasus perceraian di tahun 2014. wilayah Makkah menyumbang jumlah terbesar dengan 9.954 kasus sedangkan Jeddah diantara kota tertinggi Saudi dengan 5.306 kasus.

Fadhil Al-Oman, seorang peneliti Saudi, mengidentifikasi 10 alasan utama untuk peningkatan jumlah kasus perceraian di negara itu termasuk penyalahgunaan internet dan media sosial yang memicu ketidakpercayaan, terutama di kalangan pasangan baru.

Alasan lain termasuk kurangnya pemahaman antara pasangan, perbedaan budaya dan pendidikan, perselingkuhan dan kelalaian istri dan suami dalam melaksanakan tugas mereka di samping masalah keuangan dan keluarga.

Dr. Musfir Al-Malees, seorang konsultan keluarga, mengatakan situs jejaring sosial telah memberikan kontribusi untuk setidaknya 25 persen dari kasus perceraian di Kerajaan Arab Saudi.

Menurut sebuah survei yang mencakup perkawinan resmi, 20 persen perceraian terjadi sebagai akibat dari perselingkuhan yang terungkap melalui pertukaran pesan dan foto di media sosial, katanya.

Analis Badr Almotawa mengatakan pemerintah dan lembaga-lembaga sosial telah membawa masalah ini dengan serius. "Syura saat ini sedang membahas proposal yang menekankab bahwa pasangan baru menjalani pelatihan khusus sebelum menikah. Ini akan memainkan peran penting dalam mengurangi kasus perceraian, "katanya kepada Arab News.

Almotawa mengatakan jumlah kasus perceraian meningkat tidak hanya di Arab Saudi, tetapi juga di negara-negara lain karena kemerosotan nilai-nilai moral. "Ini adalah masalah serius dan semua harus bekerja sama untuk mengurangi jumlah kasus perceraian di masyarakat kita, terutama para pemimpin agama," katanya. (aa/an)


latestnews

View Full Version