RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Beberapa jam setelah pasukan Arab Saudi dan pemberontak Syi'ah Houtsi saling melepaskan tembakan artileri berat, media milik Saudi melaporkan negara itu sedang mengirimkan "kekuatan serbu" ke perbatasannya dengan Yaman.
TV Al Arabiya Hadath menyiarkan gambar dari sebuah kolom tank-tank yang tengah dimuat ke truk militer dan menggambarkannya sebagai "kedatangan bala bantuan dari pasukan tempur ke perbatasan".
Pertempuran antara pemberontak Syi'ah Yaman dan pasukan Saudi di wilayah perbatasan terjadi sehari sebelum gencatan senjata kemanusiaan berlaku.
Juga pada hari Senin, sebuah jet tempur F-16 Maroko yang mengambil bagian dalam koalisi yang dipimpin Arab Saudi melawan pemberontak Syi'ah Houtsi, hilang, kata Maroko.
Pemberontak Syi'ah Houtsi mengatakan mereka menembakkan roket Katyusha dan mortir ke kota Jizan dan Najran Arab Saud, setelah Saudi menghantam provinsi Sa'ada dan Hajjah dengan lebih dari 150 roket.
Pesawat-pesawat koalisi pimpinan Saudi juga menghantam posisi-posisi kelompok Syi'ah Houtsi di pusat kota Taiz dan di provinsi penghasil minyak Ma'arib, sebelah timur ibukota Yaman Sanaa.
Tidak ada rincian langsung pada korban.
Serangan udara oleh Arab Saudi dan jet-jet tempur negara-negara Sunni telah menargetkan pemberontak Syi'ah Houtsi selama sekitar enam minggu sekarang, tapi sejauh ini masih belum berhasil untuk mendorong mereka kembali ke kubu mereka di wilayah utara Yaman.
Pemberontak Syi'ah Houtsi, yang didukung oleh Syi'ah Iran dan unit tentara yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, tetap menjadi kekuatan politik yang dominan di Yaman.
Lima hari gencatan senjata, dijadwalkan mulai pada hari Selasa, akan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Yaman, negara termiskin di dunia Arab, yang semakin kurang makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Namun, Arab Saudi telah memperingatkan bahwa gencatan senjata tergantung pada patuhnya pemberontak Syi'ah Houtsi terhadap kesepakatan yang telah dibuat. (aa/sn)