View Full Version
Sabtu, 23 May 2015

Ledakan Dahsyat Guncang Kedutaan Besar Iran di Ibukota Suriah Damaskus

DAMASKUS, SURIAH (voa-aislam.com) - Sebuah ledakan dahsyat mengguncang Kedutaan Besar Syi'ah Iran di Damaskus Rabu (20/5/2015) malam, sumber-sumber intelijen dan kontra-terorisme eksklusif Debkafile mengungkapkan.

Laporan awal menunjukkan  "korban berat" dan kerusakan serius pada kompleks kedutaan tersebut.

Pemerintah Iran dan Suriah telah menutup rapat-rapat rahasia atas insiden tersebut, meskipun gemuruh ledakan dan kadatangan pasukan khusus serta tim bantuan ke lokasi di ibukota Suriah itu tidak bisa disembunyikan.

Sumber Debkafile menambahkan, ledakan itu telah dikaitkan dengan sayap Al-Qaidah di Suriah, Jabhat al-Nusrah. Beberapa akun Twitter pendukung Jabhat Al-Nusrah juga memposting laporan kelompok afiliasi Al-Qaidah yang melakukan serangan tersebut.

Sehari sebelum serangan atau tepatnya pada hari Selasa, Ali Akbar Velayati, penasihat senior pemimpin tertinggi Syi'ah Iran Ayatollah Ali Khamenei diketahui hadir di gedung kedutaan Iran di Damaskus. Tidak diketahui apakah dia masih ada di gedung itu ketika ledakan terjadi atau sementara telah berangkat ke Teheran.

Kedutaan Besar Iran adalah titik penting untuk konflik Suriah. Selain sebagai pusat staf umum Garda Revolusi Syi'ah Iran, itu adalah tempat untuk mengambil keputusan militer dan logistik gabungan Iran-Suriah dalam melakukan perang. Gedung ini juga bertugas sebagai pusat komando Iran untuk operasi di Libanon, termasuk penghubung militer dengan Syi'ah Hizbullat Libanon, yang milisinya berjuang dengan pasukan Bashar Assad di Suriah. Dari gedung itu pula, kepala pasukan elit Brigade Al-Quds Jenderal Qassem Soleimani mengeluarkan arahan perang ketika ia hadir di ibukota Suriah.

Oleh karena itu gedung kedutaan adalah salah satu tempat yang paling dijaga sangat-sangat ketat di ibukota Damaskus Suriah.

Kehancuran gedung itu oleh ledakan bom terjadi bersamaan dengan jatuhnya kota kuno Palmyra ke tangan Daulah Islam pada Rabu - sebuah pukulan menghancurkan kedua bagi rezim Assad dan para pendukungnya dalam satu hari. Nasib situs langka warisan dunia itu bukanlah satu-satunya perhatian, namun lebih pada ancaman IS ke situs-situs militer penting, termasuk pangkalan udara militer terbesar Suriah.

Bencana itu dapat dibandingkan dengan penaklukan IS atas kota Suriah utara Raqqa, yang hari ini menjadi ibukota IS, pada bulan Januari. Palmyra adalah kota Arab besar kedua yang jatuh ke tangan IS pekan ini setelah kota Ramadi di provinsi Anbar Irak pada hari Ahad.

Bagi pemerintah Syi'ah Iran sendiri, hilangnya Palmyra adalah kemunduran besar dalam arti bahwa itu menghilangkan kontrol militer Suriah terhadap pangkalan udara utama di mana penerbangan pesawat-pesawat Iran untuk mengirim logistik perang bagi tentara Suriah dan milisi Syi'ah Hizbullat berlangsung dari hari ke hari. (an/debkafile)


latestnews

View Full Version