YANGON (voa-islam.com)- Selain “mendukung” pembantaian etnis muslim Rohingya, pemerintahan Myanmar juga mengesampingkan rilis keberadaan kaum yang dikenal minoritas tersebut. Data yang dirilis itu dipublikasikan pertamana sejak 30 tahun terakhir.
Menurut data, etnis Rohingya sebagai penduduk asli di Myanmar kini telah berjumlah 1,1 juta. Kondisi demi kondisi yang dialami etnis minoritas ini persis seperti rezim apartheid di Afrika Selatan.
Pada 2012 lalu, hampir 140.000 di antara mereka terpaksa harus mengungsi setelah munculnya serangan dari kelompok Buddha garis keras.
Atas nama tuntutan rakyat Myanmar yang Bergama Buddha, pemerintah akhirnya tidak mengidentifikasi rakyat Rohingya.
Di negara bagian Rakhine, sejumlah besar populasi diabaikan dalam sensus di tengah ketegangan komunal dan tuntutan warga untuk mengidentifikasi diri sebagai Rohingya. Tuntutan tersebut diabaikan oleh otoritas setempat," kata Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB urusan Myanmar, Vijay Nambiar seperti yang dikutip Antara.
Data rinci mengenai etnisitas dan agama rencananya akan disiarkan setelah pemilihan umum November tahun depan. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)