View Full Version
Rabu, 03 Jun 2015

Penulis Sekuler Bangladesh Kabur ke AS Setelah Ancaman Pembunuhan dari Kelompok Islamis

NEW DEHLI, INDIA (voa-islam.com) - Penulis sekuler Bangladesh Taslima Nasrin mengatakan hari Rabu (3/5/2015) dia telah pergi meninggalkan rumahnya di India ke Amerika Serikat setelah menerima ancaman pembunuhan dari kelompok Islamis yang berada balik pembunuhan para blogger atheis di negara asalnya baru-baru ini.

Nasrin, yang melarikan diri ke Eropa pada tahun 1994 setelah protes terhadap karyanya oleh kelompok Islamis dan sekarang tinggal di New Delhi, memposting di Twitter bahwa ia tidak merasa aman di ibukota India.

"Terancam oleh Islamis yang membunuh blogger atheis di B'desh. Khawatir," dia mentweet. "Akan kembali ketika merasa aman."

Nasrin, 52 tahun, mengatakan ia telah meminta pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh setelah menerima ancaman pembunuhan tersebyut, tetapi malangnya, tidak menerima tanggapan.

Langkah itu muncul beberapa pekan setelah penyerang bertopeng memukuli hingga mati blogger atheis Ananta Bijoy Das di Bangladesh, insiden ketiga dari serangan mematikan sejenis yang dituduhkan kepada kelompok Islamis sejak Februari.

Das telah menulis sebuah puisi yang memuji Nasrin, yang meninggalkan negara berpenduduk mayoritas Muslim itu setelah dia melakukan penghujatan dalam novelnya berjudul "lajja" (Malu), yang menggambarkan penganiayaan terhadap sebuah keluarga Hindu.

Bangladesh adalah negara yang secara resmi berfaham sekuler meski lebih dari 90 persen dari 160 juta penduduknya beragama Islam.

Negara ini telah melihat peningkatan serangan oleh kelompok Islamis terhadap para penista agama dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak 2013 setidaknya lima blogger atheis telah diserang oleh Islamis setelah kelompok garis keras, Hefazat-e-Islam, secara publik meminta eksekusi terhadap orang-orang ateis yang mengorganisir protes massa menentang kebangkitan politik Islam.

Setelah meninggalkan Bangladesh, Nasreen menghabiskan satu dekade di Eropa dan Amerika Serikat sebelum India memberikan padanya izin tinggal sementara pada tahun 2004.

Ginekolog yang berubah menjadi penulis memegang kewarganegaraan Swedia tapi dia telah lama mencari tempat tinggal permanen di India, yang ia gambarkan sebagai "rumah budaya nya". (st/AFP)


latestnews

View Full Version