View Full Version
Sabtu, 13 Jun 2015

PBB: Hampir 1/2 Juta Muslim Rohingya di Myanmar Masih Membutuhkan Bantuan Kemanusiaan

NEW YORK (voa-islam.com) - PBB mengatakan hampir setengah juta anggota masyarakat Rohingya yang dianiaya di Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan pada hari Juma'at (12/6/2015) bahwa tiga tahun setelah pecahnya gelombang baru kekerasan terhadap Muslim Rohingya di negara bagian barat dari Rakhine Myanmar, lebih dari 416.000 orang di masyarakat masih membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Ini mencakup lebih dari 140.000 orang pengungsi yang masih hidup dalam kondisi mengerikan di kamp-kamp dan banyak lainnya tanpa kewarganegaraan di desa-desa terpencil, kata juru bicara UNOCHA Stephane Dujarric.

"Akses ke layanan kesehatan dan mata pencaharian yang memadai tetap menjadi perhatian utama bagi pengungsi dan masyarakat rentan di negara bagian Rakhine," katanya.

Pejabat UNOCHA itu juga memperingatkan bahwa lebih dari 40.000 pengungsi Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp yang berjarak 500 meter dari garis pantai, di mana kondisi cuaca diperkirakan akan memburuk di tengah musim hujan.

"Pembatasan kebebasan bergerak dari ratusan ribu orang di negara bagian Rakhine sangat membahayakan hak-hak dasar mereka untuk makanan, kesehatan, pendidikan, mata pencaharian dan layanan dasar lainnya, menyebabkan mereka tergantung pada bantuan kemanusiaan," tambahnya.

Lebih dari 1,3 juta Muslim Rohingya di Myanmar menghadapi diskriminasi, termasuk pengawasan pada gerakan mereka, jumlah keluarga dan akses ke pekerjaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan Muslim Rohingya tewas dan ribuan lainnya mengungsi dalam serangan oleh ekstrimis Budha, terutama di negara bagian Rakhine.

Myanmar menolak mengakui kewarganegaraan untuk sebagian besar penduduk Rohingya di negara ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, Muslim Rohingya adalah salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar telah memicu masuknya pengungsi ke negara-negara tetangga, yaitu Thailand, Malaysia dan Indonesia. (st/ptv)


latestnews

View Full Version