BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Sebuah aliansi pejuang oposisi di Suriah selatan mengumumkan serangan besar pada hari Rabu (17/6/2015) untuk merebut posisi tersisa yang dipegang oleh militer Suriah di provinsi Qunaitra, dekat dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Zionis Israel.
Qunaitra terletak di sepotong wilayah sensitif sekitar 70 kilometer barat daya dari ibukota Damaskus dan telah sering menjadi tempat bentrokan antara berbagai kelompok pejuang oposisi dan militer Suriah yang didukung oleh milisi Syi'ah sekutu.
Juru bicara pejuang oposisi Issam al-Rayes menulis di Twitter bahwa kelompok-kelompok pejuang oposisi yang berperang dalam operasi telah menandatangani pakta, yang tidak melibatkan sayap Al-Qaidah Suriah Jabhat Al-Nusrah.
Kelompok-kelompok dalam serangan itu berjuang di bawah bendera oposisi sekuler Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Jabhat Al-Nusrah telah berjuang di Suriah selatan, tetapi tidak dianggap sebagai kekuatan oposisi utama di sana, tidak seperti di bagian lain negara itu.
Seorang fotografer Reuters menyaksikan dari Golan yang diduduki Israel mengatakan telah terjadi penembakan berat sejak Rabu pagi di daerah Qunaitra, dengan sejumlah pemboman.
Pada satu titik ia bisa melihat asap mengepul dari sekitar 13 pemboman dan suara senjata ringan yang ditembakkan juga bisa didengar di kejauhan.
Bombardir itu tampaknya difokuskan antara waduk Qunaitra dan kota itu sendiri, dengan beberapa bangunan di pinggiran tampak telah mengalami kerusakan, kata sang fotografer.
Juru bicara pejuang oposisi Rayes memposting gambar apa yang ia sebut sebagai ruang operasi di Qunaitra yang menunjukkan sekelompok orang dalam seragam militer dekat dengan meja yang tampak menunjukkan peta dan peralatan.
Observatorium Suriah untuk kelompok aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan bentrokan antara militer Suriah dan kelompok-kelompok pejuang oposisi sekuler termasuk faksi-faksi Islam di Qunaitra utara.
Kepala Observatorium Rami Abdulrahman mengatakan beberapa pejuang tewas di kedua belah pihak sejak Selasa di daerah.
Pejuang oposisi sekuler yang bertempur di provinsi lebih timur Swaida telah gagal dalam pertempuran baru-baru ini untuk merebut jalan utama ke Damaskus, dan tidak jelas apakah mereka bisa mengamankan rute ke ibukota dalam serangan terbaru ini, katanya.
Kelompok yang berbeda, termasuk Daulah Islam (IS) dan Jabhat Al-Nusra, telah menempatkan militer Suriah di bawah tekanan hebat di berbagai bagian negara dalam dua bulan terakhir.
Aliansi kelompok pejuang Islam termasuk Jabhat Al-Nusra terus mengambil provinsi Idlib di barat laut, merayap mendekati kubu pesisir Presiden Bashar Al-Assad, sementara pejuang IS menyerbu pusat Kota Palmyra bulan lalu. (st/Reuters)