MOSCOW, RUSIA (voa-islam.com) - Ribuan warga dari negara anggota bekas Uni Soviet telah bergabung dengan jajaran Daulah Islam (IS) di Suriah, kata seorang pejabat.
IS telah merekrut hampir 400 warga dari republik Asia Tengah Kyrgyzstan dan sekitar 2.000 orang keturunan Rusia, kata Sekretaris Jenderal Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) Nikolai Bordyuzha pada Kamis (18/6/2015) seperti dikutip kantor berita Rusia Tass.
Kepala organisasi itu menambahkan bahwa para warga ini sekarang telah menjalani pelatihan tempur dengan IS di Suriah.
"Ini adalah statistik yang sangat kondisional. Kami tahu kira-kira berapa banyak warga menjalani pelatihan tempur di wilayah Suriah, yaitu beberapa ribu orang," kata Bordyuzha, menambahkan, "Tapi kami memahami bahwa 2.000 atau 3.000 ini adalah sebuah kekuatan besar."
Sumber itu mengatakan IS menggunakan kampanye media sosial yang canggih untuk melakukan perekrutan di seluruh wilayah tersebut. Organisasi CSTO ini terdiri dari Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan.
Di tempat lain dalam sambutannya, kepala CSTO juga menekankan bahwa upaya-upaya internasional saat ini untuk memerangi mujahidin belum cukup. "Telah ada kurangnya kerjasama nyata di lingkup pertempuran anti-terorisme (baca:jihad) selama beberapa tahun terakhir."
Juga pada hari Senin, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan bahwa lebih dari 400 orang Chechnya telah pergi ke Suriah untuk bergabung dengan IS.
Perkembangan ini datang ketika Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon baru-baru ini mengatakan bahwa 25.000 jihadis dari lebih dari 100 negara telah bergabung dengan kelompok-kelompok jihad seperti IS dan afiliasi Al-Qaidah di Suriah Jabhat Al-Nusrah.
Ban juga memperingatkan bahwa jihadis asing menampakkan ancaman serius bagi keamanan para anggota PBB.
Dia meminta negara-negara anggota PBB untuk meningkatkan kerjasama regional dan internasional untuk mencegah perjalanan jihadis asing dari atau melalui wilayah mereka.
Masuknya jihadis asing ke Suriah telah mendorong peringatan dari beberapa pemerintah Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Sejumlah besar orang Eropa dan Barat telah pergi ke Suriah untuk melawan pemerintah Damaskus dan ketakutan sekarang berkembang bahwa para jihadis tersebut, yang dilatih di Suriah, dapat melakukan serangan jihad setelah mereka kembali ke rumah. (st/ptv)