WASHINGTON (voa-islam.com) - Seperti tahun-tahun sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kembali menggelar acara buka puasa Ramadhan bersama di Gedung Putih, Washington DC. Diplomat dari negara-negara Timur Tengah dan negara muslim lainnya diundang dalam acara tersebut.
Kebiasaan berbuka puasa ini sudah diadakan Gedung Putih sejak Presiden Bill Clinton berkuasa dan kemudian dilanjutkan oleh Presiden George W Bush. Bagi Obama, ini merupakan buka puasa bersama ke enam di Gedung Putih sejak berkuasa 2008 silam.
Dalam acara yang dihadiri oleh 40 orang dari komunitas diplomatik dan beberapa anggota kongres itu, Obama tampak memberikan perhatian kepada beberapa orang tamu yang masih berusia muda, salah satunya Samantha Elauf.
Samantha adalah seorang gadis yang berjuang hingga ke Mahkamah Agung AS untuk membela pemakaian hijab pada 2008.
Saat itu, Samantha yang berusia 17 tahun mendapat penolakan untuk bekerja sebagai tenaga pemasaran di toko Abercombie Kids di Oklahoma setelah datang ke sesi wawancara dengan mengenakan hijab.
Dia meminta warga AS untuk bersatu menentang diskriminasi terhadap kelompok etnis dan agama tertentu
“Dia bertekad untuk mempertahankan haknya untuk mengenakan hijab, untuk mendapat kesempatan yang sama dengan yang lain. Dia berjuang hingga ke Mahkamah Agung, tindakan yang tidak pernah saya lakukan pada saat saya seumur dia, dan dia menang,” kata Obama, sebagaimana dilansir Associated Press, Selasa (23/6).
Dalam kesempatan itu, Obama juga berbicara mengenai tiga warga muslim AS yang dibunuh pada 10 Februari 2015 di Chapel Hill, North Carolina, dan penembakan di Gereja Emanuel Charleston, South Carolina yang menewaskan sembilan orang.
Dia meminta warga AS untuk bersatu menentang diskriminasi terhadap kelompok etnis dan agama tertentu.
“Sebagai seorang warga AS, kita berkeras bahwa tidak ada seorang pun yang seharusnya didiskriminasi karena status mereka, penampilan mereka, dan bagaimana mereka beribadah. Kita bersatu melawan tindakan-tindakan penuh kebencian seperti ini,” katanya. [jie/pribuminews/voa-islam.com]